close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung tengah mengadakan dialog dengan warga Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (7/9/2024)./Foto Instagram @pramonoanungw
icon caption
Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung tengah mengadakan dialog dengan warga Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (7/9/2024)./Foto Instagram @pramonoanungw
Politik - Kebijakan Publik
Senin, 09 September 2024 06:29

Memasang CCTV pada RT dan RW di Jakarta ala Mas Pram masuk akal?

Jika terpilih menjadi Gubernur Jakarta, Pramono Anung berjanji memasang CCTV di setiap RT dan RW di Jakarta untuk cegah kriminalitas.
swipe

Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung atau Mas Pram mengungkapkan bakal memasang kamera closed circuit television (CCTV) di semua RT dan RW di Jakarta, bila menang dalam Pilgub Jakarta. Tujuannya untuk mencegah kriminalitas, perundungan, dan kejahatan lainnya agar bisa terpantau seluruh warga.

Menurut Ketua RT 05 RW 02 Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Ngakan Made Putra, program dari Pramono yang berpasangan dengan Rano Karno itu termasuk salah satu yang diharapkannya. Sebab, di daerahnya banyak terjadi aksi kriminal, seperti pencurian sepeda motor.

Pemantauan lewat CCTV, dinilai Ngakan, akan sangat membantu untuk mengantisipasi tindak kejahatan tersebut. Belum lagi, dijanjikan bakal ada penambahan anggaran.

Diketahui, Pramono pun berjanji akan menambah biaya operasional RT menjadi Rp4 juta dan RW menjadi Rp5 juta. Saat ini, biaya operasional RT hanya Rp2 juta per bulan, sedangkan RW sebesar Rp2,5 juta per bulan.

“Cukup (biaya operasional itu), kalau segitu cocok buat pasang CCTV,” kata Ngakan kepada Alinea.id, Jumat (6/9).

Di sisi lain, kondisi pejaga keamanan di lingkungannya tidak sebugar seperti yang diharapkan lantaran didominasi orang tua. “Jadi kurang responsifnya (pengamanan), kalau ada CCTV jadi kebantu,” ujar Ngakan.

Selain itu, jika warga diminta urunan untuk memasang CCTV, menurut Ngakan, pasti akan keberatan. Ngakan berharap, pemimpin Jakarta mendatang bisa mendengarkan aspirasi warga selama ini.

“Karena yang lebih paham kebutuhan di lingkungan itu (Ketua) RT-nya sendiri, banyak permintaan RT yang belum di-acc (disetujui),” tutur Ngakan.

Menanggapi rencana Pramono, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisaksi, Trubus Rahardiansah menilai, wacana kebijakan itu tidak realistis. Fokusnnya belum jelas, padahal memakan anggaran yang sangat besar.

“Karena kalau ditaruh satu saja misalnya setiap RT, buat apa? Kan wilayahnya luas,” kata Trubus kepada Alinea.id, Sabtu (7/9).

Sebagai informasi, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah RT di Jakarta Timur sebanyak 7.950. Sedangkan jumlah RW sebanyak 711. Di Jakarta Barat ada 6.521 RT, sedangkan RW sebanyak 587. Di Jakarta Selatan ada 6.077 RT dan 579 RW. Lalu di Jakarta Utara ada 5.314 RT dan 459 RW. Di Jakarta Pusat ada 4.640 RT dan 393 RW. Terakhir, di Kepulauan Seribu terdapat 127 RT dan 24 RW. Jika dijumlahkan, total RT sebanyak 30.629, sedangkan RW sebanyak 2.753.

Trubus mengingatkan, setiap kebijakan publik tidak boleh lepas dari sisi efektif dan efisiensi. Kedua sisi tersebut, dianggap Trubus, belum terlihat dari wacana Pramono untuk memasang CCTV di setiap RT dan RW di Jakarta.

Belum lagi, pengurus RT dan RW harus melakukan perawatan terhadap CCTV itu. Sementara penambahan biaya operasional yang dijanjikan Pramono masih belum cukup.

Trubus melanjutkan, belum ada pula sasaran yang jelas untuk lingkungan permukiman dan kompleks perumahan. Baginya, situasi kedua lingkungan tersebut berbeda. Karenanya, dia menyarankan, penguatan pengamanan lingkungan lebih ditonjolkan sebagai upaya antisipasi terhadap kriminalitas ketimbang memasang CCTV.

“Kalau (mencegah) kriminal, mendingan aktif jaga malam. Jadi, keamanan keliling,” tutur Trubus.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan