Menakar peluang Gibran di Pilwalkot Surakarta 2020
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan akan mendaftarkan diri pada pemilihan wali kota (pilwalkot) Surakarta atau yang biasa dikenal sebagai Solo, melalui PDI Perjuangan pada Kamis (12/12).
Menurut Direktur Indonesia Popular Survey Silvanus Alvin, peluang Gibran menang terbuka lebar. Peluang ini tidak lepas dari pengaruh Jokowi sebagai Presiden. Terlebih dalam beberapa kesempatan, Gibran juga menemani aktivitas politik Jokowi.
"Analisis saya, warga Solo masih merindukan sosok Jokowi di sana. Nah, bila Gibran bisa menghadirkan sosok ayahnya, maka dia bisa mengunci kemenangan di Solo," kata Silvanus dalam rilis pers yang diterima Alinea.id di Jakarta, Rabu (10/12).
Pengaruh Jokowi, sangat besar. Sekitar 82% warga Solo memliih Jokowi pada Pilpres 2019. Tentu Jokowi effect itu juga akan turun kepada anaknya, Gibran.
Selain itu, dukungan partai politik juga sudah tercium di sana. Selain PDIP yang memiliki 35 kursi di DPRD Surakarta, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mau mendukung Gibran.
Walau demikian, Gibran tak boleh terlena dengan pengaruh ayahnya. Pengusaha martabak itu harus mulai melakukan blusukan dan memahami masalah di Kota Surakarta. Lebih dari itu, Gibran juga perlu memberikan solusi khas milenial yang penuh terobosan untuk Kota Surakarta, karena ia pun termasuk generasi milenial.
"Sekarang Gibran perlu blusukan keliling Solo. Jangan sampai terlena dengan father's effect. Ia pun harus bekerja keras keliling Solo, menyapa dan berkomunikasi. Memahami masalah yang ada di Solo. Ini salah satu yang saya maksud dengan menghadirkan sosok Jokowi," ujanya.
Terkait dinasti politik di trah Jokowi dengan majunya Gibran ini, Silvanus mengatakan bukan suatu masalah selama memang prosesnya dilakukan secara demokratis melalui pemilihan jujur, bersih, dan adil.
Namun, akan bermasalah bila dinasti politik ini memunculkan calon tunggal. Hal itu tidak baik bagi demokrasi. Perlu ada kandidat lainnya. Jangan sampai Gibran melawan kotak suara kosong.
"Masyarakat juga harus melihat kampanye maupun pesan politik yang ditawarkan Gibran. Jangan karena modal populer saja maka ia dipilih," jelasnya.
Sementara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) komit mendukung penuh pencalonan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wali kota Surakarta pada pilkada serentak pada 2020.
"PKB melihat pencalonan Gibran itu bukan hanya keinginan segelintir elite politik di Surakarta dan Jakarta, tetapi telah menjadi keinginan mayoritas warga Kota Surakarta. PKB mendukung penuh keinginan mayoritas masyarakat Surakarta. Kami berpandangan, Mas Gibran layak memimpin Solo," kata Ketua Desk Pilkada DPP PKB, Faisol Reza di Jakarta, Senin.
Ada beberapa poin alasan mengapa PKB bersimpati dan komit mendukung Gibran Rakabuming Raka.
Pertama, Gibran yang lahir di Surakarta pada 1 Oktober 1987 itu, masih muda, baru berusia 32 tahun. Artinya, masih memiliki masa depan cemerlang dan tenaga untuk melakukan blusukan sampai ke desa-desa.
Gibran yang membuka usaha kuliner martabak kota barat (Markobar) ini bisa mendengar langsung yang menjadi harapan masyarakat. "Gibran dapat mendengar selektif memilah mana aspirasi masyarakat yang murni dan tidak," katanya.
Kedua, Gibran dinilai memiliki pengalaman memimpin, karena memiliki pengalaman sebagai pengusaha di bidang kuliner. Sejak Desember 2010, Gibran membuka usaha katering yang diberi nama Chilli Pari. Girban juga pendiri perusahaan kuliner martabak Markobar.
"Jadi, kalau ada yang meragukan kemampuan Gibran memimpin sesungguhnya belum mengenal siapa Gibran. Tidak mungkin usahanya berkembang pesat kalau tidak memiliki kemampuan memimpin," katanya.
Ketiga, Gibran tidak pernah memanfaatkan kekuasaan ayahnya untuk memperluas usaha. "Dengan usaha sendiri perusahaannya dibangun. Itu artinya kecil kemungkinan Gibran menggunakan kekuasaan orang tua untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum," katanya.
Ketua Komisi VI DPR RI itu, mengajak seluruh partai politik untuk memberi ruang dan dukungan kepada Gibran Rakabumning Raka, untuk mengabdi serta menyumbangkan seluruh kemampuan untuk kota kelahirannya. "PKB sudah memantapkan hati mendukung Gibran pada 2020," katanya.
Kendati begitu, bukan berarti pencalonan Gibran tanpa resistensi. Sejumlah warga tergabung Paguyuban Warga Solo Peduli Pemilu (PWSPP) menyebutkan keberatan atas pencalonan Gibran Rakabuming Raka maju dalam Pilkada Kota Surakarta 2020.
"Kami mengajukan surat keberatan kepada partai politik atas pencalonan Gibran dalam Pilkada Kota Surakarta 2020," kata Johan Syafaat Mahanani selaku Ketua PWSPP, di Solo, Selasa.
Menurut Johan Syafaat, selaku warga Solo yang taat demokrasi memilih dan dipilih dalam pilkada, pileg, dan pilpres, sebagai warga negara berdasarkan Pasal 28 Undang Undang Dasar 1945 atau persamaan kedudukan hukum dan pemerintahan, pihaknya keberatan atas pencalonan Gibran dalam Pilkada Kota Surakarta 2020.
Pihaknya keberatan Gibran maju di pilwakot karena persoalan etika berpolitik. Atas dasar hak memilih dan dipilih, pihaknya menyatakan keberatan dengan alasan diduga Gibran tidak menggunakan hak pilih pada Pemilihan Wali Kota Surakarta 2015.
"Kami keberatan atas rencana Gibran yang hanya meminta hak dipilih, sementara dia tidak mau menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Surakarta 2015," katanya.
Menurut dia, apabila orang yang tidak memilih (golput) diberikan kesempatan untuk memilih, maka bisa menjadi contoh generasi muda untuk bersikap egois hanya mementingkan kepentingan sendiri.
"Keberatan ini, sebagai bentuk pendidikan politik bagi masyarakat agar di kemudian hari orang yang tidak menggunakan hak memilih, tidak menuntut hak untuk dipilih," katanya.(Ant)