Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, jika ingin mendapat simpati dari umat Islam, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bisa memetakan segmen pemilih muslim di setiap daerah.
Tito mengatakan, di setiap daerah memiliki corak Islam yang berbeda. Sehingga, menurutnya, takbisa diberikan perlakuan yang sama.
"Ada berbagai macam Islam di Indonesia. Ada abangan, moderat yang inklusif, ada ekslusif tanpa kekerasan, ada yang eksklusif menggunakan kekerasan. Jadi, partai politik kalau mau sukses harus bisa menangkap market ini," kata Tito saat menghadiri pembukaan Mukernas V PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (14/12).
Tito pun mengingatkan, kader PPP yang maju di Pilkada 2020, untuk jangan salah membuat kebijakan di daerah yang mayoritas muslim. Sebab, hal itu bisa merugikan PPP.
"Kalau muslimnya maunya A, kita keluarkan kebijakan B, bisa ditinggal masyarakat," ucapnya.
Meski merupakan partai Islam, Tito mengatakan, PPP jangan hanya menyasar pemilih muslim. Sebab, tak semua daerah berpenduduk mayoritas muslim.
"Di beberapa tempat, muslim justru menjadi minoritas, seperti di Bali dan Papua. Tentu ini membutuhkan strategi yang berbeda," tuturnya.
PPP, kata Tito, mesti menyiapkan banyak strategi untuk memperluas segmen pemilihnya karena setiap segmen pemilih memiliki aspirasi berbeda.
"Jadi, harus di-setting ulang lagi untuk merangkul market itu semua," ujar Tito.
Lebih lanjut, Tito berharap, PPP pandai membangun relasi dengan tokoh-tokoh lokal. Tujuannya, untuk dapat legitimasi dari masyarakat.
"Saya lihat PPP ini trennya makin menurun. Harus pandai-pandai mendekati tokoh lokal, agar partai ini bisa survive dan besar," kata dia.