close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mengintip peluang Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, rujuk. Foto BPMI Setpres/Lukas
icon caption
Mengintip peluang Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, rujuk. Foto BPMI Setpres/Lukas
Politik
Selasa, 23 Januari 2024 09:59

Mengintip peluang Jokowi dan Megawati rujuk

Hubungan keduanya retak lantaran putra sulung Jokowi maju sebagai cawapres Prabowo pada Pilpres 2024.
swipe

Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut memarahi Menteri Sekretariat Negara, Pratikno, lantaran elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, stagnan beberapa waktu terakhir. Bahkan, sulit menjadi modal pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung satu putaran lantaran di bawah syarat 50% plus 1 suara.

Kendati begitu, Joko Widodo (Jokowi) tidak hilang akal. Berdasarkan laporan Majalah Tempo, bekas Gubernur DKI Jakarta itu berupaya "rujuk" dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.

Politikus PDIP, Erwin Moeslimin Singaruju, membantah rumor tersebut. "Hoaks, hanya isu," katanya kepada Alinea.id, Senin (22/1).

Kemungkinan rujuk

Sementara itu, pengamat politik Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, menilai, upaya Jokowi berdamai Megawati bisa terjadi jika perseteruan keduanya bukan gimik. Sebab, politik sangat dinamis nan cair sehingga keributan keduanya hanya sebatas penampilan panggung.

Kendati begitu, menurutnya, Megawati merupakan sosok negarawan karena tak memaksakan diri maju pada Pilpres 2014 sekalipun kesempatan.

Presiden ke-5 RI itu pun pedendam, sebagaimana perseteruannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak 2004. "Jadi, akan sangat susah kalau rujuk secara politik [antara] Jokowi dan Mega," katanya kepada Alinea.id.

Kendati demikian, Adib melihat peluang Jokowi dan Megawati rujuk ada dengan satu kondisi: berkoalisi pada putaran kedua. Namun, perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa keributan sebatas gimik. 

"Politik kita ini, kan, transaksional. Jadi, sangat mudah dikondisikan. Kalau memang ini hanya gimik, ya, berarti betul mereka hanya membagi posisi saja," jelasnya.

Perselisihan hanya gimik

Terpisah, pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto, berpandangan, retaknya hubungan Megawati dan Jokowi hanya gimik. Pangkalnya, perselisihan keduanya tidak terlalu menonjol di permukaan.

Menurutnya, Jokowi tidak melakukan konfrontasi secara langsung dengan Megawati ataupun PDIP, tetapi menegaskan dia tetap membangun kerja sama yang baik dengan partai politik (parpol).

"Perihal rujuk, itu, kan, sudah tampak, kok, dari tetap jalanya pemerintahan Jokowi karena sebagian besar kabinet berasal dari PDI Perjuangan," ucapnya kepada Alinea.id.

"Terkait pilihan politik anaknya Jokowi, itu hal biasa dalam politik," imbuhnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan