Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut memarahi Menteri Sekretariat Negara, Pratikno, lantaran elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, stagnan beberapa waktu terakhir. Bahkan, sulit menjadi modal pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung satu putaran lantaran di bawah syarat 50% plus 1 suara.
Kendati begitu, Joko Widodo (Jokowi) tidak hilang akal. Berdasarkan laporan Majalah Tempo, bekas Gubernur DKI Jakarta itu berupaya "rujuk" dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.
Politikus PDIP, Erwin Moeslimin Singaruju, membantah rumor tersebut. "Hoaks, hanya isu," katanya kepada Alinea.id, Senin (22/1).
Kemungkinan rujuk
Sementara itu, pengamat politik Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, menilai, upaya Jokowi berdamai Megawati bisa terjadi jika perseteruan keduanya bukan gimik. Sebab, politik sangat dinamis nan cair sehingga keributan keduanya hanya sebatas penampilan panggung.
Kendati begitu, menurutnya, Megawati merupakan sosok negarawan karena tak memaksakan diri maju pada Pilpres 2014 sekalipun kesempatan.
Presiden ke-5 RI itu pun pedendam, sebagaimana perseteruannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak 2004. "Jadi, akan sangat susah kalau rujuk secara politik [antara] Jokowi dan Mega," katanya kepada Alinea.id.
Kendati demikian, Adib melihat peluang Jokowi dan Megawati rujuk ada dengan satu kondisi: berkoalisi pada putaran kedua. Namun, perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa keributan sebatas gimik.
"Politik kita ini, kan, transaksional. Jadi, sangat mudah dikondisikan. Kalau memang ini hanya gimik, ya, berarti betul mereka hanya membagi posisi saja," jelasnya.
Perselisihan hanya gimik
Terpisah, pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto, berpandangan, retaknya hubungan Megawati dan Jokowi hanya gimik. Pangkalnya, perselisihan keduanya tidak terlalu menonjol di permukaan.
Menurutnya, Jokowi tidak melakukan konfrontasi secara langsung dengan Megawati ataupun PDIP, tetapi menegaskan dia tetap membangun kerja sama yang baik dengan partai politik (parpol).
"Perihal rujuk, itu, kan, sudah tampak, kok, dari tetap jalanya pemerintahan Jokowi karena sebagian besar kabinet berasal dari PDI Perjuangan," ucapnya kepada Alinea.id.
"Terkait pilihan politik anaknya Jokowi, itu hal biasa dalam politik," imbuhnya.