Menunggu akhir 'drama' pemilihan wakil gubernur DKI
Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah resmi mengusulkan nama Riza Patria dan Nurmansjah Lubis sebagai calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta. Dua nama tersebut akan dipilih oleh anggota DPRD DKI Jakarta dalam sidang paripurna.
Pemilihan diyakini akan berjalan lancar. Apalagi kedua partai pengusung telah bersepakat tidak melakukan tahapan fit and proper test seperti dua cawagub terdahulu yang akhirnya mandek. Tidak jelas kelanjutannya. Ceritanya bagai drama.
Tidak heran jika DPRD DKI Jakarta memproyeksikan proses pemilihan wakil gubernur (wagub) rampung pada akhir Januari 2020. Sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan dewan.
Kedua nama tersebut memang tidak asing di masyarakat. Masing-masing memiliki kelebihan untuk menduduki jabatan DKI 2, menggantikan Sandiaga S Uno yang mengundurkan diri untuk mengikuti kontestasti Pemilu Presiden.
Riza Patria
Nama Riza Patria tidak asing di ibu kota. Pria kelahiran Banjarmasin ini rupanya pernah mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta pada 2012 sebagai Wagub DKI, mendampingi Cagub Hendardji Soepandji.
Meski tak terpilih sebagai wagub, nama Riza terus melesat. Dia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada 2014-2019. Bahkan dia kembali terpilih sebagai anggota DPR untuk periode 2019-2024.
Selama di DPR, Riza kerap menduduki posisi strategis, yaitu Wakil Ketua Komisi II DPR 2014-2019, dan Wakil Ketua Fraksi Gerindra MPR 2014-2019. Di periode ini dia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR 2019-2024, dan Ketua Fraksi Gerindra MPR 2019-2024.
Riza merupakan lulusan S1 Teknik Sipil ISTN Jakarta dan Master Administrasi Bisnis ITB Bandung. Sejak kuliah, Riza dikenal sangat aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan, di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Riza merupakan mantan anggota KPU DKI Jakarta itu. Ia adalah putra Ketua MUI Amidhan Shaberah. Selain sebagai pejabat, dia juga aktif menggeluti dunia bisnis dengan jabatan Direktur Utama PT Gala Ariatama. Cawagub DKi dari Partai Gerindra itu juga tercatat sebagai pengurus Kadin Indonesia dan sempat menjadi pengurus BPD HIPMI Jaya 2001-2003.
Nurmansjah Lubis
Jagoan PKS ini juga memiliki rekam jejak yang patut dipertimbangkan. Di Jakarta, nama Nurmansjah juga sering didengar.
Pria kelahiran Jakarta ini pernah terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dua periode, yaitu pada periode 2004-2009 dan periode 2009-2013. Selama di DPRD pernah menjabat sebagai Sekretaris Komisi B bidang Perekonomian dan sebagai Anggota Badan Anggaran.
Nurmansjah merupakan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jakarta. Dia kemudian melanjutkan studi dengan mengambil jurusan Manajemen Keuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YAI Jakarta.
Semasa di kampus, Nurmansjah aktif di organisasi kemahasiswaan, yaitu menjadi Ketua Masjid Baitul Maal BPLK Departemen Keuangan di Jakarta pada 1983 dan Ketua II Komisariat Mahasiswa STAN Jakarta di Jakarta pada 1984.
Selain dikenal sebagai pejabat, Nurmansjah juga memiliki berbagai pengalaman kerja sebagai auditor. Di antaranya di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Barat dari 1985 sampai dengan 1992. Juga auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi DKI Jakarta dari 1992 sampai dengan 1997.
Kemudian, internal auditor pada PT Syarikat Takaful Indonesia pada 1997, sebagai Kepala Divisi Keuangan pada PT Asuransi Takaful Umum pada 1998. Lalu, sebagai Direktur Keuangan pada PT Asuransi Takaful Umum pada 1999
dan Corporate Secretary pada PT Syarikat Takaful Indonesia pada 2001 sampai dengan 2005.
Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah resmi mengusulkan nama Riza Patria dan Nurmansjah Lubis sebagai calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta. Dua nama tersebut akan dipilih oleh anggota DPRD DKI Jakarta dalam sidang paripurna.
Pemilihan diyakini akan berjalan lancar. Apalagi kedua partai pengusung telah bersepakat tidak melakukan tahapan fit and proper test seperti dua cawagub terdahulu yang akhirnya mandek. Tidak jelas kelanjutannya. Ceritanya bagai drama.
Tidak heran jika DPRD DKI Jakarta memproyeksikan proses pemilihan wakil gubernur (wagub) rampung pada akhir Januari 2020. Sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan dewan.
Kedua nama tersebut memang tidak asing di masyarakat. Masing-masing memiliki kelebihan untuk menduduki jabatan DKI 2, menggantikan Sandiaga S Uno yang mengundurkan diri untuk mengikuti kontestasti Pemilu Presiden.
Riza Patria
Nama Riza Patria tidak asing di ibu kota. Pria kelahiran Banjarmasin ini rupanya pernah mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta pada 2012 sebagai Wagub DKI, mendampingi Cagub Hendardji Soepandji.
Meski tak terpilih sebagai wagub, nama Riza terus melesat. Dia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada 2014-2019. Bahkan dia kembali terpilih sebagai anggota DPR untuk periode 2019-2024.
Selama di DPR, Riza kerap menduduki posisi strategis, yaitu Wakil Ketua Komisi II DPR 2014-2019, dan Wakil Ketua Fraksi Gerindra MPR 2014-2019. Di periode ini dia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR 2019-2024, dan Ketua Fraksi Gerindra MPR 2019-2024.
Riza merupakan lulusan S1 Teknik Sipil ISTN Jakarta dan Master Administrasi Bisnis ITB Bandung. Sejak kuliah, Riza dikenal sangat aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan, di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Riza merupakan mantan anggota KPU DKI Jakarta itu. Ia adalah putra Ketua MUI Amidhan Shaberah. Selain sebagai pejabat, dia juga aktif menggeluti dunia bisnis dengan jabatan Direktur Utama PT Gala Ariatama. Cawagub DKi dari Partai Gerindra itu juga tercatat sebagai pengurus Kadin Indonesia dan sempat menjadi pengurus BPD HIPMI Jaya 2001-2003.
Nurmansjah Lubis
Jagoan PKS ini juga memiliki rekam jejak yang patut dipertimbangkan. Di Jakarta, nama Nurmansjah juga sering didengar.
Pria kelahiran Jakarta ini pernah terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dua periode, yaitu pada periode 2004-2009 dan periode 2009-2013. Selama di DPRD pernah menjabat sebagai Sekretaris Komisi B bidang Perekonomian dan sebagai Anggota Badan Anggaran.
Nurmansjah merupakan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jakarta. Dia kemudian melanjutkan studi dengan mengambil jurusan Manajemen Keuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YAI Jakarta.
Semasa di kampus, Nurmansjah aktif di organisasi kemahasiswaan, yaitu menjadi Ketua Masjid Baitul Maal BPLK Departemen Keuangan di Jakarta pada 1983 dan Ketua II Komisariat Mahasiswa STAN Jakarta di Jakarta pada 1984.
Selain dikenal sebagai pejabat, Nurmansjah juga memiliki berbagai pengalaman kerja sebagai auditor. Di antaranya di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Barat dari 1985 sampai dengan 1992. Juga auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi DKI Jakarta dari 1992 sampai dengan 1997.
Kemudian, internal auditor pada PT Syarikat Takaful Indonesia pada 1997, sebagai Kepala Divisi Keuangan pada PT Asuransi Takaful Umum pada 1998. Lalu, sebagai Direktur Keuangan pada PT Asuransi Takaful Umum pada 1999
dan Corporate Secretary pada PT Syarikat Takaful Indonesia pada 2001 sampai dengan 2005.
Lantas seperti apa peluang keduanya untuk mendampingi Anies Baswedan?
Dua partai pengusung percaya, calon yang mereka dukung, akan mendapatkan dukungan terbanyak dari anggota DPRD DKI Jakarta.
Ketua Fraksi PKS DPRD Jakarta Mohammad Arifin menjelaskan penetapan Nurmansjah Lubis sebagai cawagub DKI dari PKS melalui pertimbangan yang sangat matang. Nurmansjah dinilai banyak memahami isu-isu soal perkotaan sehingga diyakini mampu menyelesaikan permasalahan di ibu kota.
"Latar belakang pendidikan beliau S1 dan S2 akuntasi. Pernah juga jadi auditor BPKP Provinsi DKI, jadi pakar pada persoalan anggaran. Ini penting untuk proses penganggaran di DKI," ujarnya.
Lantas seperti apa strategi untuk meyakinkan anggota DPRD DKI lainnya? Arifin masih enggan menjelaskan kepada media.
Hal itu agak sedikit berbeda dengan Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, M Taufik. Dia mengaku akan melakukan lobi-lobi dengan seluruh fraksi yang ada di parlemen Kebon Sirih, untuk memuluskan langkah wakil ketua Komisi V DPR itu sebagai pengganti Sandiaga Uno.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, M. Taufik meyakini calon wakil gubernur (Cawagub) dari partainya, Ahmad Riza Patria akan mengalahkan cawagub asal PKS Nurmansjah Lubis.
Keduanya akan “bertarung” dalam rapat paripurna penghitungan suara perebutan kursi DKI-2 di DPRD nanti.
Ia menjelaskan, Gerindra akan melakukan lobi-lobi dengan seluruh fraksi yang ada di parlemen Kebon Sirih untuk memuluskan langkah wakil ketua Komisi V DPR RI itu sebagai pengganti Sandiaga Uno, untuk mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan.
“Optimis dong. Kita lobi (fraksi-fraksi), kita kan ketemu,” ujarnya seperti dilansir Okezone.com, Rabu (22/1).
Sementara pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan wacana calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta bak drama sinetron.
"Udah kayak sinetron. Awalnya berkoalisi, kemudian Gerindra berkomitmen menyerahkan jatah wagub ke PKS, dan PKS sudah memberikan nama, ternyata malah enggak bisa di paripurna," kata Hendri saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (21/1).
Wacana penerapan wagub DKI terlalu berbelit. Seharusnya penentuan siapa yang menjadi wagub itu persoalan yang sangat mudah untuk diputuskan.
"Sekarang masuk lagi Gerindra. PKS juga mengusulkan satu nama yang bukan pernah diusulkan. Enggak selesai-selesai padahal mudah. Harusnya ada political will dari DPRD DKI dan juga dari gubernur," lanjutnya.
Dia menilai, Gubernur Anies Baswedan juga seperti sangat menikmati tanpa kehadiran cawagub. Buktinya Anies terlihat nyaman memainkan perannya sebagai gubernur.
"Ada misteri apa di balik ini. Ada hal apa yang belum dipenuhi sehingga wagub yang mestinya jatah PKS tidak bisa dipilih, tidak bisa dilantik bahkan berpotensi direbut kembali oleh Gerindra," lanjutnya. (Ant)