Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai keputusan Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin adalah langkah tepat.
Bagi Yusril dengan memilih setuju menjadi pengacara capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf yang merupakan capres incumbent, bisa sama-sama menguntungkan. Yusril dapat mengamankan partainya yakni PBB (Partai Bulan Binatang) yang selama ini sulit masuk Senayan.
Ujang menilai sebagai petahana, Joko Widodo tetap membutuhkan berbagai dukungan untuk memenangkan kembali pemilu presiden. Antara lain dengan merekrut tokoh-tokoh yang kritis maupun yang berseberangan pandangan.
Seperti diketahui, sejumlah tokoh yang tadinya bersebrangan dan telah merapat ke kubu Jokowi antara lain: Kapitra Ampera (Pengacara Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq), Ali Mochtar Ngabalin, dan saat ini Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra yang mantan pengacara capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 2014.
"Tokoh-tokoh kritis yang direkrut ke kubu incumbent menjadi penting untuk menambahkan kekuatannya dan sebaliknya melemahkan kekuatan lawan dalam menghadapi, Pemilu 2019," terang Ujang.
Bergabungnya Yusril Ihza Mahendra di kubu pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf, menurut Ujang, menjadi penting karena Yusril juga dikenal sebagai pengacara Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan Pemerintah. Yusril pun disebut merapat karena kekekuasaan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Bulan Bintang Jurhum Lantong menilai sebagai pengacara sah-sah saja, Yusril menjadi pengacara pasangan calon presiden Jokowi calon wakil presiden-Ma'ruf Amin.
"Pak Yusril kan pengacara. Selama ini jadi pengacara HTI tidak diributkan, jadi pengacara buruh, pengacara habib tidak diributkan. Itu kan profesi Pak Yusril sebagai pengacara. Pengacara kan tidak boleh menolak, pilih-pilih kasus. Jadi itu ya biasa saja. PBB baik-baik saja," kata Jurhum Lantong.
Ia mengatakan, profesi sebagai pengacara tentunya berbeda dengan sebagai Ketua Umum PBB. PBB sendiri menurutnya saat ini PBB belum ada keputusan untuk merapat ke salah satu pasangan capres-cawapres.
Alasannya, PBB masih menunggu rakornas awal Desember di Jakarta. Meski begitu, Jurhum mengakui kadernya ada yang mendukung Prabowo dan Jokowi. Lewat rakornas nanti baru akan ditentukan kemana dukungan diberikan, plus membicarakan strategi untuk memenangi pemilu dan mengantarkan PBB ke parlemen.
Sebagaimana diketahui, kemarin (5/11) Ketua Umum PBB Yusril Ihya Mahendra memastikan dirinya menjadi pengacara Jokowi dan Ma'ruf Amin.
"Saya memutuskan untuk setuju dan menjadi lawyer kedua beliau itu," kata Yusril dalam pernyataan tertulisnya melalui pesan whatsapp yang diterima di Jakarta, Senin (5/11).
Menurut Yusril, kesediaannya menjadi pengacara pasangan Jokowi-Ma'ruf, bermula dari pertemuannya dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir, beberapa waktu lalu.
Yusril mengatakan, sebagai pengacara Jokowi-Ma'ruf, dirinya tidak dibayar. Mantan Menteri Hukum dan HAM era Megawati Soekaroputri ini pun setuju.
"Dulu pada Pilpres 2014, saya juga pernah dimintai menjadi ahli dalam gugatan Pak Prabowo kepada KPU tentang hasil pilpres di MK dan itu saya lakukan, gratis juga, tanpa bayaran apa pun dari Pak Prabowo," kata Yusril. (Ant)