close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah petinggi KPK menyambut kedatangan Novel Baswedan di KPK/ Antara Foto
icon caption
Sejumlah petinggi KPK menyambut kedatangan Novel Baswedan di KPK/ Antara Foto
Politik
Kamis, 01 Maret 2018 15:37

Minat Abraham Samad jadi cawapres

Sejumlah lembaga survei merilis nama Abraham Samad masuk dalam bursa capres maupun cawapres 2019. Namanya masih punya daya pikat yang besar.
swipe

Nama Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad kembali muncul sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada tahun 2019 mendatang. Belum jelas dengan siapa Abraham Samad akan melenggang maju ke pencalonan cawapres, namun ia mulai memberikan sinyal ikut dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019.

Samad yang sekarang ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk menjadi pembicara anti korupsi ini, menyanggupi dirinya sebagai cawapres pada tahun 2019 mendatang. Penuh percaya diri sambil berseloroh, ia berterima kasih kepada masyarakat dirinya layak. 

Usai membawakan materi pada Indonesian Future Leaders Conference di Balai Sidang 45, Makassar, Sulawesi Selatan pada Kamis (1/3), ia menjelaskan kalau keputusannya untuk maju akan didiskusikan lebih dahulu dengan rekan-rekan, kerabat dan keluarga. Hal tersebut untuk mengetahui, apakah dirinya memang sudah layak atau belum.

Selain itu, pendiri lembaga Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi ini mengklaim telah didukung oleh banyak masyarakat. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini akan mendeklarasikan rencana tersebut setelah Salat Istikharah, tapi ia belum menyebut kapan waktu kepastian maju sebagai cawapres. 

Sebelumnya, sejumlah lembaga survei merilis nama Abraham Samad masuk dalam bursa capres maupun cawapres 2019. Namanya masih punya daya pikat yang besar. 

Setelah tidak lagi menjabat Ketua KPK, Samad lebih sering mengisi acara seminar, diskusi dan dialog di berbagai daerah di Indonesia. Ia kerap menyuarakan dan menyampaikan antikorupsi kepada anak muda. Serta mengajak untuk memperbaiki negeri ini dari perilaku para koruptor.

Mengingatkan pada pemilihan presiden tahun 2014 lalu, Abraham sempat digadang-gadang sebagai salah satu calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. Bahkan saat itu, Sekjen PDIP Perjuangan Hasto Kristanto disebut sempat bertemu namun semua kandas. Kabar dulu santer terdengar bahwa gagalnya Abraham bersaing dengan Jusuf Kalla (JK) karena lobi yang dilakukan Budi Gunawan (BG). BG turut mengusulkan JK sebagai pendamping Jokowi. 

Memang kala menjabat sebagai Ketua KPK, Abraham dinilai genit karena melakukan lobi-lobi dengan partai politik. Ia kerap bertemu dengan petinggi PDIP, setelah tau bahwa Megawati dalam posisi genting untuk menentukan siapa pendamping Jokowi sebagai calon presiden 2015. Atas pertemuan dengan sejumlah elit politik, Samad jelas telah melakukan pelanggaran kode etik KPK. 

Kini setelah tidak lagi menjabat sebagai Ketua KPK, Samad bebas melenggang bermain politik. Menjadi pendamping Jokowi atau Prabowo pun terbuka peluang. Mantan pengacara itu, punya modal sosial yang bisa dibilang baik, sekalipun pernah tersandung kasus pemalsuan dokumen pada tahun 2015. 
 

img
Mona Tobing
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan