Jenderal (Purn) Moeldoko mundur dari kursi dewan pembina Partai Hanura. Kemunduran Kepala Staf Kepresidenan (KSP) tersebut banyak dikaitkan sebagai persiapan dirinya, berkenaan dengan menguatnya namanya dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi).
Namun hal tersebut dibantah Moeldoko kalau kemunduran dirinya dari kepengurusan Partai Hanura untuk persiapannya sebagai cawapres. Ia bahkan menyebut hal tersebut hanya spekulasi dan menanggapi sejumlah opini di media terkait pengunduran dirinya dari Partai Hanura.
Mantan Panglima TNI ini menegaskan, kemunduran dirinya dari partai yang di nahkodai oleh Oesman Sapta Odang karena ingin fokus sebagai Kepala Staf Presiden. Baginya tanggung jawab sebagai Kepala Staf Presiden amat besar.
"Niat saya hanya satu selama ini saya diberikan tanggung jawab oleh presiden untuk menjadi Kepala Staf Presiden, hanya itu yang saya pegang. Tidak ada spekulasi lain, saya ingin bekerja yang lebih bagus lagi," tukas Moeldoko pada Kamis (5/7) di Hotel Borobudur.
Ia juga mengatakan dirinya sudah terbiasa hidup menjadi seorang profesional, setiap pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin. Sehingga, kemunduran dirinya agar fokus terhadap amanat yang telah diberikan kepadanya oleh Presiden Jokowi.
Bahkan Moeldoko mengaku sudah lama mendiskusikan kemunduran dirinya dari partai politik dan berdiskusi dengan Pendiri Partai Hanura sekaligus Menteri Polhukam, Wiranto. Moeldoko izin ke Wiranto untuk fokus di KSP karena menurutnya tugas di KSP membutuhkan atensi tinggi.
Alasannya, Moeldoko mengaku tidak ingin pikirannya bercabang. Satu sisi sebagai orang politik, satu sisi di pemerintahan. Katanya, ia ingin benar-benar menjadi profesional. Terkait kemunduran dirinya telah menyampaikannya secara lisan kepada Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang.