close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Panglima Santri Nusantara Muhaimin Iskandar (kiri) mengangkat bola boling saat mencoba lintasan arena Jakabaring Boling Center, Palembang, Sumateran Selatan, Sabtu (14/7).  Antara Foto
icon caption
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Panglima Santri Nusantara Muhaimin Iskandar (kiri) mengangkat bola boling saat mencoba lintasan arena Jakabaring Boling Center, Palembang, Sumateran Selatan, Sabtu (14/7). Antara Foto
Politik
Minggu, 15 Juli 2018 22:37

Muhaimin Iskandar 'korban' pertama dalam ujian bursa cawapres

Muhaimin Iskandar harus meningkatkan elektabilitas dirinya.
swipe

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, memastikan partainya mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Jika sebelumnya PKB ngotot meminta jatah Calon Wakil Presiden (Cawapres), kali ini posisi itu tak lagi menjadi syarat dukungan. 

"Saya menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Presiden beserta koalisi nanti, yang pasti kepada para Kiai, Nahdliyin, pendukung semua, sabar. Saya optimistis nama saya ada di saku Pak Jokowi, amin, ya robbal alamin," tutur politisi yang akrab disapa Cak Imin, saat mendampingi Presiden di kompleks olahraga Jakabaring, Palembang, Sabtu (14/7). 

Menanggapi hal tersebut, Jokowi juga mengakui bahwa Wakil Ketua MPR RI itu masuk dalam lima kandidat Cawapres yang ia kantongi. "Saya harus ngomong apa adanya, salah satu nama itu adalah pak Muhaimin Iskandar," ucap Jokowi.

Pengamat komunikasi politik Universitas Bunda Mulia, Silvanus Alvin, mengatakan Jokowi tengah melakukan ujian untuk menentukan pendampingnya di Pilpres 2019. Cak Imin adalah "korban" pertama yang menjalani ujian ini.

Menurut Alvin, pernyataan Jokowi tersebut bukan lah sebuah pujian. Alvin bahkan menilai pernyataan Jokowi sebagai pemanis untuk Cak Imin, karena sesungguhnya tak ada yang dijanjikan dalam pernyataan tersebut. 

Dengan mengatakan Cak Imin merupakan kandidat yang dipertimbangkannya menjadi Cawapres, Jokowi sebenarnya tengah menguji reaksi publik tentang sosok mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jika nama Cak Imin mendapat respons tak memuaskan, Jokowi akan membuka nama lain yang masih dikantonginya.

"Saat ini kondisinya bisa diibaratkan Jokowi sebagai orang yang sedang memegang kartu. Ia memilah kartu mana yang paling baik untuk ia pakai," kata Alvin dilansir Antara (15/7).

Sebaliknya, pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA), Said Salahudin, menilai pernyataan Jokowi sebagai keistimewaan yang diberikan pada Cak Imin. Sebab dari lima nama bakal Cawapres Jokowi, hanya nama Cak Imin yang disebut langsung oleh Jokowi.

Elektabilitas

Syarat penting kandidat pendamping Jokowi di Pilpres 2019 adalah harus mampu menambal kekurangan Jokowi untuk meningkatkan elektabilitas. Pengamat politik dari lembaga survei Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan, Muhaimin memiliki modal tersebut, karena elektabilitasnya lebih tinggi dari Puan Maharani (PDIP-P) Surya Paloh (NasDem), Wiranto (Golkar), dan Romahurmuziy (PPP).

Modal kuat yang dimiliki Muhaimin adalah statusnya sebagai kader ormas Islam terbesar dunia, Nahdlatul Ulama. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli berpendapat, hal ini membuat Jokowi akan merugi jika tak memilih Muhaimin.

Hanya saja, pengamat politik dari Indonesian Demokratic Center for Strategic Studies (Indenis), Girindra Sandino, menilai sebagai Ketua Umum partai berbasis NU, Muhaimin tak punya prestasi membanggakan. Sejak menjabat pada 1 September 2014, Muhaimin tak menunjukkan kinerja yang dapat melambungkan namanya.

"Selama menjadi Ketum PKB, belum ada gebrakan yang membuat publik meliriknya. Jadi Jokowi harus hati-hati, walaupun sebagai Ketum apakah (Muhaimin) memiliki elektabilitas dan akseptabilitas dari masyarakat," ucapnya.

Meski tak mengamini pernyataan Girindra, Alvin menekankan perlunya Muhaimin untuk bekerja keras meningkatkan elektabilitasnya. Sebab pernyataan Jokowi yang dianggap sebagai tanda keistimewaan pada Muhaimin, malah bisa menjadi tuba yang menjadikannya kandidat pertama yang tersingkir dalam pertarungan.

Muhaimin masih harus berkompetisi dengan empat kandidat lain, agar dapat dipilih Jokowi untuk bersama-sama maju ke panggung Pilpres 2019. Seandainya terpilih, Muhaimin pun harus dapat meningkatkan peluang menang saat dirinya berpasangan dengan Jokowi.

"Jadi yang perlu dilakukan Cak imin sekarang adalah meningkatkan elektabilitas dirinya," kata Alvin.

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Berita Terkait

Bagikan :
×
cari
bagikan