close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang baru KH Miftachul Akhyar (kiri) penggati KH Ma'ruf Amin (tengah) dalam Munas MUI di Jakarta, Kamis (27/11)/Foto dokumentasi MUI.
icon caption
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang baru KH Miftachul Akhyar (kiri) penggati KH Ma'ruf Amin (tengah) dalam Munas MUI di Jakarta, Kamis (27/11)/Foto dokumentasi MUI.
Politik
Jumat, 27 November 2020 12:17

MUI terlalu 'becek' urusan politik, saatnya fokus urus umat

Munculnya pengurus baru MUI via Munas tak lepas dari rivalitas pro kontra pemerintah.
swipe

Musyawarah Nasional (Munas) ke-X Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kamis (26/11) malam, telah menetapkan pengurus baru untuk periode 2020-2025. Namun, ada sejumlah pengurus MUI lama tak muncul alias tergeser dari kepengurusan MUI kali ini.

Di antara nama-nama yang tak nongol pada kepengurusan MUI kali ini adalah mereka yang selama ini kritis terhadap kebijakan pemerintah. Misalnya Din Syamsuddin, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan(Wantim) MUI periode 2015-2020. Kini, posisi petinggi KAMI tersebut diisi oleh KH Ma'ruf Amin.

Nama lainnya yang tak muncul adalah Tengku Zulkarnain yang periode sebelumnya menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal MUI. Pun nama Zaitun Rasmin juga tak ada dalam deretan nama Wakil Sekretaris Jenderal MUI.

Menanggapi hal itu, Dosen Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah UIN Jakarta Adi Prayitno menilai, ada dua argumen yang ditangkap publik terkait dinamika dalam Munas MUI tersebut.

"Pertama, ada penyegaran kepengurusan dengan menghilangkan sejumlah wajah lama di MUI," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini dihubungi Alinea, Jumat (27/11).

Kedua, sambung Adi, publik tak bisa menutup mata bahwa komposisi pengurus baru MUI ini bagian dari rivalitas pro-pemerintah dan kontra-pemerintah.

"Yang terdepak adalah mereka mayoritas kritis ke penguasa," lanjutnya.

Fenomena ini, kata dia, biasa terjadi dalam organisasi.

"Pasti ada pengkubuan. Saat ini yang menang sepertinya pro pemerintah. Ini soal kalah menang saja di perebutan pengurus MUI baru," katanya.

Ke depan, jelas dia, MUI harus menjauh dari politik dan fokus untuk mengurus umat saja. 

"MUI terlalu becek urusan politik selama ini. Saatnya MUI kembali ke khittah. MUI ke kepan harus jadi lem perekat umat dengan fatwa-fatwa yang menyejukkan," pungkasnya.

Berikut ini daftar lengkap Dewan Pimpinan Harian MUI periode 2020-2025 di bawah kepemimpinan Ketua Umum MUI yang baru terpilih, KH Miftachul Akhyar.

Dewan Pimpinan Harian MUI Pusat

Ketua Umum MUI : KH. Miftachul Akhyar

Wakil Ketua Umum MUI 1 : Dr. Anwar Abbas

Wakil Ketua Umum MUI 2 : KH. Marsudi Syuhud

Wakil Ketua Umum MUI 3 : Drs. H. Basri Bermanda, MBA.

Ketua MUI KH. Masduki Bidlowi

Ketua MUI Dr. Yusnar Yusuf Rangkuti

Ketua MUI Prof. Noor Achmad

Ketua MUI KH. Abdullah Jaidi

Ketua MUI KH. Afifuddin Muhajir

Ketua MUI KH. Dr. Sodikun

Ketua MUI Dr. Lukmanul Hakim

Ketua MUI KH. Sholahuddin Al Aiyubi

Ketua MUI Prof. Amany Lubis

Ketua MUI KH. Cholil Nafis

Ketua MUI Dr. Jeje Zainuddin

Ketua MUI Dr. Asrorun Niam Sholeh

Ketua MUI Dr. Sudarnoto Abdul Hakim

Ketua MUI Prof. Dr. Utang Ranuwijaya

Wakil Sekretaris Jenderal:

KH. Abdul Manan Ghani

Habib Hasan Bahar

Rofiqul Umam Ahmad

Azrul Tanjung

Asrori S. Karni

Ikhsan Abdullah

Arif Fahrudin

M. Ziyad

Isfah Abidal Aziz

Dr. Badriyah Fayumi

Drs. H. Pasni Rusli

Dr. Abdul Ghaffar Rozin

Prof. Dr. Valina Sinka Subekti

Dr. Fahrur Razi

Bendahara Umum

Misbahul Ulum

Wakil Bendahara

KH. Eman Suryaman

Dr. Rahmat Hidayat

Jojo Sutisna

Trisna Ningsih Julianti

Erni Juliana

img
Fathor Rasi
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan