close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Baswedan Anies dalam kegiatan Apel Siaga PKS #MenangBersamaRakyat, di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Minggu (26/02/2023). Foto PKS
icon caption
Baswedan Anies dalam kegiatan Apel Siaga PKS #MenangBersamaRakyat, di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Minggu (26/02/2023). Foto PKS
Politik
Senin, 20 Maret 2023 11:08

NasDem bantah Hasto soal Anies tak disambut warga Jatim

Ucapan Hasto dipandang semata-mata karena kebencian kepada Anies Baswedan.
swipe

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali, membantah pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, yang menyebut safari Anies Baswedan di Jawa Timur (Jatim), tidak diminati warga, sehingga sepi. Padahal, kata Ali, kedatangan Anies disambut luar biasa oleh warga Jatim.

Anies diketahui menggelar safari politik di Surabaya dan Madura selama tiga hari, mulai Jumat (17/3) hingga Minggu (19/3). Mantan Menteri Pendidikan itu mengunjungi beberapa tempat, seperti Sentra Wisata Kuliner, Jalan Tunjungan dan Kalimas. Anies juga mengunjungi masjid dan bersilaturahmi dengan ulama di Madura.

"Antusiasme masyarakat luar biasa. Madura kemarin, wah (ramai). Terus kemudian setelah salat Jumat itu antusiasme masyarakat itu enggak kalah (ramainya)," kata Ali kepada wartawan, Senin (20/3).

Ali mengungkapkan, warga yang mendatangi Anies seusai ibadah salat Jumat sangat ramai. Padahal, kegiatan Anies, kata Ali, bukan dalam rangka berkampanye.

"Jadi kemudian bahkan ada imbauan bahwa melarang Anies untuk salat. Gimana, orang salat itu kewajiban umat Islam, kemudian masyarakat berbondong-bondong menyalami Mas Anies itu ya masyarakat. Bukan Anies berkampanye kan," kata Ali.

Karena itu, Ali heran dengan pernyataan Hasto. Menurut Ali, berbagai foto di media sosial yang memperlihatkan suasana kegiatan Anies tidak bisa dimodifikasi.

"Masak enggak lihat di medsos, enggak lihat di media. Memangnga foto-foto medsos bisa dimodifikasi, bisa diakalin gambarnya? kan enggak," ujar Mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR ini.

Sementara itu, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengaku tidak heran dengan pernyataan Hasto yang selalu menyinyir Anies Baswedan. Dia menduga hal itu tak lain karena ada rasa kebencian Hasto terhadap Anies.

"Pernyataan Bung Hasto terhadap Mas Anies memang selalu nyinyir, subyektif, dan patut diduga mangandung unsur kebencian di dalamnya. Tak mengherankan jika kemudian pernyataan yang disampaikannya justru berkebalikan dengan keadaan yang sebenarnya," ucap Kamhar, Senin (20/3). 

Kamhar menjelaskan, alasan dirinya menyebut Hasto selalu menyindir Anies, misalnya pernyataan Hasto soal Anies tidak berbuat apa-apa selama menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Padahal, tambah dia, begitu banyak capaian di masa kepemimpinan Anies yang membuat Jakarta menjadi seperti kota besar di dunia lainnya. Jakarta berhasil menjadi kota yang terintegrasi transportasi publiknya, ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda, kota yang toleran, dan berbagai pencapaian lainnya. 

"Mas Anies mampu menunaikan dan melunasi segala janji politiknya. Berkebalikan dengan Pak Jokowi yang merupakan petugas partainya Bung Hasto, pandai berjanji namun tak mampu menepati," tutur Kamhar.

Hasto Krisiyanto sebelumnya menyatakan bahwa Kota Surabaya dimajukan oleh kader-kader PDIP, seperti Bambang DH, Tri Rismaharini (Risma) dan Eri Cahyadi. Karena itu, tegas Hasto, tidak heran jika safari politik yang dilakukan Anies Baswedan tak banyak diminati masyarakat Kota Pahlawan itu. Hasto mengatakan, rendahnya perhatian warga Surabaya saat Anies datang sejak Jumat kemarin karena masyarakat sudah tahu siapa yang membangun Kota Surabaya selama ini. 

"Ya safarinya sepi, karena (warga) tahu Surabaya selama ini siapa yang membangun," kata Hasto di Surabaya, Minggu (19/3).

Hasto juga mengatakan, masyarakat Surabaya sudah bisa menilai bahwa Anies datang dengan gagasan-gagasan yang tak relevan.

"Orang datang dengan gagasan-gagasan yang tidak relevan, kan masyarakat Surabaya bisa menilai. Ya kan kalau orang Surabaya berpikir kalau hebat majukan dulu Jakarta lebih hebat dari Surabaya, baru datang ke Surabaya, kira-kira kan gitu," ucap Hasto.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan