close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi menerima surat rekomendasi untuk pencalonan di Pilgub Jateng dari Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. /Foto Instagram @andikahendi.id
icon caption
Pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi menerima surat rekomendasi untuk pencalonan di Pilgub Jateng dari Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. /Foto Instagram @andikahendi.id
Politik
Kamis, 28 November 2024 14:00

Nasib "kandang banteng" setelah Andika-Hendi tumbang di Pilgub Jateng

Hasil hitung cepat sejumlah lembaga menunjukkan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul di Pilgub Jateng.
swipe

Pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin (Luthfi-Yasin) hampir pasti memenangi Pilgub Jawa Tengah 2024. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan Luthfi-Yasin mengoleksi hingga lebih dari 55% suara. Kompetitor mereka, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Andika-Hendi) hanya meraup kisaran 40-45% suara. 

Pada papan hitung cepat Charta Politika Indonesia, misalnya. Per Rabu sekitar pukul 16.50 WIB, dengan data masuk mencapai 90%, Charta mencatat pasangan Luthfi-Yasin memperoleh 57,62% suara di Pilgub Jateng. Di lain kubu, pasangan Andika-Hendi yang diusung PDI-Perjuangan hanya mengoleksi 42,38% suara. 

Hasil hitung cepat lembaga Litbang Kompas juga merekam hal serupa. Berbasis jumlah data masuk sebesar 76%, pasangan Luthfi-Yasin unggul dengan raupan 59,6% suara. Meski bertarung di kandang PDI-P, Andika-Hendi hanya meraih 40,4%. 

Analis politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Yoga Putra Prameswari menganggap wajar jika pada akhirnya Luthfi-Yasin yang keluar sebagai pemenang Pilgub Jawa Tengah 2024. Yoga merinci sejumlah faktor yang membuat raihan suara Luthfi-Yasin dominan saat pencoblosan. 

Pertama, dukungan terbuka dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto. Jokowi hadir langsung dalam sejumlah acara kampanye di Jawa Tengah, sedangkan Prabowo mengajak publik Jateng memilih Luthfi-Yasin lewat sebuah video kontroversial. 

Kedua, jaringan kepolisian yang dipunyai Luthfi di Jawa Tengah. Jaringan itu dirawat sejak Luthfi jadi Wakapolres Surakarta pada era Jokowi menjabat Wali Kota Solo. Jaringan politik berkembang ketika Luthfi menjabat sebagai Kapolda Jateng. Tak hanya itu, Luthfi Yasin juga disokong 15 parpol dalam bingkai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. 

"Endorsement Jokowi dan Prabowo sangat berpengaruh terutama karena pengaruh Jokowi masih sangat besar di publik Jawa Tengah, ditambah lagi sokongan dari Presiden Prabowo yang sedang berkuasa," kata Yoga kepada Alinea.id, Rabu (27/11).

Untuk pemilih Jateng, menurut Yoga, komposisi Luthfi-Yasin juga cenderung jauh lebih ideal. Luthfi merepresentasikan kaum nasionalis, sedangkan Yasin mewakili kaum santri. Pada Andika-Hendi, kalangan santri relatif tak terwakili. 

"Komposisi yang pas di Jawa Tengah itu Islam dan nasionalis. Sosok Taj Yasin dari kalangan santri dan Ahmad Luthfi dari Gerindra cocok dengan politik di Jawa Tengah," kata Yoga. 

Setelah Andika-Hendi kalah, Yoga meyakini PDI-P bakal solid di barisan oposisi. Apalagi, Jawa Tengah sudah lama jadi lumbung suara PDI-P alias kandang banteng. PDI-P juga masih dominan di DPRD Jawa Tengah. Berbasis hasil Pileg 2024, PDI-P menguasai 32 kursi di DPRD.  

"PDI-P yang menguasai DPRD akan sangat kritis terhadap program- program di Jawa Tengah, terutama program yang berasal dari pusat. Sebab, pemerintah daerah merupakan perpanjangan tangan dari pusat, PDI-P akan sangat solid menjadi oposisi," kata Yoga. 

Terlepas itu, Yoga mengkritik cawe-cawe vulgar Jokowi dan Prabowo di Pilgub Jateng. "Endorsement yang sangat mencolok yang dilakukan Jokowi dan Prabowo tidak sehat bagi demokrasi karena pertarungan berjalan tidak adil. Ini menjadi perhatian kalangan akademisi," imbuh Yoga. 

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam kampanye pawasi terbuka pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Taj Yasi di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (16/11). /Foto Instagram @luthfiyasinofficial

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kholidul Adib sepakat endorsement Jokowi dan Prabowo turut berkontribusi mempengaruhi peta elektoral di Jateng jelang pencoblosan. Apalagi, Jokowi turun langsung mengampanyekan Luthfi-Yasin. 

"Seperti Solo Raya, Semarag Raya, Banyumas, Brebes, Grobogan. Kemudian juga dukungan Prabowo dalam pernyataan resminya, dan kemampuan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin dalam meyakinkan masyarakat saat debat," kata Kholidul kepada Alinea.id, Rabu (27/11).

Luthfi-Yasin, menurut Kholidul, juga mendapat dukungan besar dari kaum Nahdliyin. Banyak warga NU yang memilih karena terpicu dari pengakuan Luthfi sebagai kader dan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat menjadi mahasiswa di Universitas Airlangga. Dukungan NU terhadap pasangan itu kuat karena Taj Yasin merupakan putra KH. Maemun Zubair, seorang kiai karismatik di Jawa Tengah. 

"Beberapa waktu lalu, para tokoh NU juga bertemu dengan Jokowi di Solo. Tentu pertemuan ini berkaitan dengan Pilgub Jawa Tengah. Walhasil, dukungah warga NU yang besar terhadap pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin membuahkan hasil dengan kemenangan mereka," kata Kholidul.

Meskipun tak lagi menguasai kursi gubernur, menurut Kholidul, bukan berarti dominasi PDI-P bisa mudah digerus di Jawa Tengah. Kholidul berpendapat Megawati tak akan rela Jawa Tengah jadi lumbung suara parpol lain. Apalagi, PDI-P masih memegang kursi Ketua DPRD Jawa Tengah. 

"Tentu untuk menumbangkan dominasi PDI-P di Jateng masih berat. Saya kira PDI-P masih akan mendominasi di pemilu legislatif di Jateng... Ketua DP/RD Jateng masih dipimpin PDI-P, maka ini akan membuat mekanisme check and balances yang baik dan itu akan membuat hubungan Pemprov Jateng dan DPRD akan dinamis," kata Kholidul.

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan