close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Taj Yasin. /Foto Instagram @ahmadluthfi_official
icon caption
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Taj Yasin. /Foto Instagram @ahmadluthfi_official
Politik
Jumat, 27 September 2024 12:12

Nasib PDI-P jika Luthfi-Yasin menguasai Jateng

Sigi sejumlah lembaga survei menunjukkan pasangan Andika-Hendi potensial kalah di Pilgub Jateng.
swipe

Pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin (Lutfhi-Yasin) kian dominan di Pilgub Jawa Tengah 2024. Hasil survei teranyar yang dirilis Poltracking Indonesia menunjukkan pasangan yang disokong Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu unggul elektabilitasnya hingga dua digit atas pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi atau Andika-Hendi. 

Sigi Poltracking dilakoni pada 8-17 September dengan melibatkan 1.200 responden. Luthfi-Taj meraup 52,2% dukungan responden, sedangkan Andika-Hendi mengantongi 31,4% suara. Sisanya tidak menjawab atau menjawab tidak tahu. 

Luthfi-Yasin unggul di wilayah-wilayah yang didominasi subkultur budaya Jawa. Di Pantura Barat, misalnya, pasangan itu mendominasi Kota Pekalongan, Pekalongan, Kota Tegal, Tegal, Brebes, Pemalang, dan Batang. Di Solo Raya, keduanya juga menguasai Kota Surakarta, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Sragen, Boyolali, dan Karanganyar.

Pasangan itu juga unggul hampir di semua kota di kawasan Pantura Timur dan Kedu Raya. Sigi Poltracking menunjukkan Luthfi-Yasin dan Andika-Hendi hanya bersaing ketat di kawasan Semarang Raya yang meliputi Kota Semarang, Kota Salatiga, Demak, dan Kendal.

Survei yang dirilis Kanigoro Network pada pertengahan September lalu juga menemukan hal serupa. Dalam survei tersebut, Luthfi-Yasin unggul dengan tingkat keterpilihan mencapai 45,2%, sedangkan Andika-Hendi meraup elektabilitas sebesar 37,7%. 

Namun, survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) menunjukkan hasil yang berbeda. Dirilis pada periode yang sama dengan survei Kanigoro, sigi LKPI menemukan Andika-Hendi justru unggul jauh dengan elektabilitas sebesar 64,8%. Luthfi-Yasin hanya meraih 31,4%.

Analis politik dari Citra Institute, Yusak Farhan menganggap wajar jika Luthfi-Yasin diunggulkan berbagai lembaga survei. Ia merinci sejumlah faktor yang membuat tingkat keterpilihan pasangan itu terus meroket. 

Pertama, Luthfi-Yasin menyapu bersih dukungan dari hampir semua parpol penghuni DPRD Jateng, semisal Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, NasDem, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Di lain kubu, Andika-Hendi didukung PDI-Perjuangan (PDI-P). 

"PDI-P juga memasang calon yang belum mengakar di Jawa Tengah. Andika Perkasa itu belum banyak dikenal, sementara Hendi itu dominan dikenal di Semarang karena mantan Wali Kota Semarang. Di sisi lain, Ahmad Luthfi sudah mengakar dan memahami seluk beluk politik Jawa Tengah. Ia juga didukung Taj Yasin yang merupakan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah," ucap Yusak kepada Alinea.id, Kamis (26/9).

Pasangan Luthfi-Yasin, menurut Yusak, juga mendapatkan limpahan elektoral dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Prabowo mendominasi Jateng di Pilpres 2024 karena sokongan Jokowi. "Kalau tidak perubahan kampanyenya, Andika-Hendi bisa kalah," imbuh Yusak.

Meski jagoannya kalah, Yusak berpendapat dominasi PDI-P di Jateng tidak serta-merta bakal tergeser. Menurut dia, Jateng masih bakal jadi lumbung suara bagi PDI-P karena kuatnya ikatan pemilih dengan PDI-P. "Itu tidak akan berpengaruh signifikan mengubah warna politik di Jawa Tengah," jelas Yusak.

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kholidul Adib sepakat pasangan Luthfi-Yasin mendominasi lantaran sokongan koalisi besar yang merepresentasikan kekuatan politik Prabowo-Jokowi. Keduanya juga diterima publik karena merupakan kombinasi yang mewakili nasionalis dan religius.

"Sehingga terlihat lebih massif di lapangan dan logistik mereka juga  dianggap sudah memadai. Sedangkan Andika-Hendi punya kelemahan hanya mewakili satu warna politik dan tidak representasi kalangan santri," ucap Kholidul jepada Alinea.id, Jumat(27/9).

Menurut Kholidul, pasangan Andika-Hendi terlambat dalam menggelar sosialisasi. Meskipun kelompok-kelompok relawan Andika-Hendi sudah mulai tumbuh di berbagai daerah, ada banyak segmen masyarakat yang belum tersentuh oleh pasangan tersebut di Jateng. 

"Tapi belum massif di semua segmen terutama kalangan santri. Untuk itu, bagi kedua calon dalam sisa waktu dua bulan (27 September–27 November 2024) harus dimanfaatkan dengan baik, termasuk pada masa kampanye untuk turun langsung bertemu warga, baik itu kalangan millenial, zillenial dan generasi Z," ucap Kholidul.

Meskipun elektabilitasnya terpaut jauh dari Luthfi-Yasin, Kholidul berpendapat Andika-Hendi punya peluang memenangi kontestasi politik. Terlebih jika pasangan itu bisa memaksimalkan mesin politik PDI-P untuk menggembosi basis-basis suara Luthfi-Yasin. 

Di kalangan santri, popularitas Andika-Hendi juga bisa terkerek naik dengan memaksimalkan peran KH Umar Wahid yang kini ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan. Di Jateng, adik Gus Dur itu cukup populer dan bisa menjaring suara santri di Jawa Tengah.

"Paslon ini didukung Megawati dan diusung oleh PDI-P sebagai pemenang pemilu legislatif di Jawa Tengah 2024. PDI-P dalam pileg 2024 menang di 26 kabupaten dan kota di Jawa Tengah sehingga kalau mesin partai digerakkan serentak hingga level bawah sangat potensial untuk dapat suara banyak," ucap Kholidul.
 

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan