close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pakar amini pernyataan elite PPP, Romahurmuziy alias Rommy, soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) rawan bubar. Alinea.id/Marselinus Gual
icon caption
Pakar amini pernyataan elite PPP, Romahurmuziy alias Rommy, soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) rawan bubar. Alinea.id/Marselinus Gual
Politik
Kamis, 09 Maret 2023 11:16

Pakar amini pernyataan elite PPP soal KIB rawan bubar, ini faktornya

"KIB ini bisa jadi 'Koalisi Indonesia Bubar', bukan 'Koalisi Indonesia Bersatu' lagi."
swipe

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berpeluang bubar. Pangkalnya, hingga kini belum belum menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) dan kepentingan masing-masing partai politik (parpol) belum terkonsolidasi dengan baik.

Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) ASIA, Zaenal A. Budiyono, mengakui KIB lebih dahulu terbentuk daripada koalisi parpol lainnya dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpre) 2024. Namun, memiliki kesulitan untuk mencapai konsensus pasangan capres-cawapres yang diusung.

Dari tiga parpol anggota KIB, baru Partai Amanat Nasional (PAN) yang secara terbuka menyodorkan nama Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, dan Menteri BUMN, Erick Thohir. Adapun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) cenderung ke Sandiaga Uno dan Partai Golkar masih memprioritaskan Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto.

"Golkar dan PPP tidak sejalan dengan manuver [PAN] tersebut karena sejauh ini Golkar masih bertahan dengan nama Airlangga Hartarto sebagai capres, sementara PPP semakin dekat ke Sandiaga Uno untuk mendampingi Ganjar," ujar Zaenal dalam keterangannya, Kamis (9/3). 

Menurutnya, beragamnya kepentingan ketiga parpol tersebut membuat Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M. Rohamurmuziy alias Rommy menyimpulkan KIB jalan ditempat. Koalisi pun rawan pecah.

Zaenal melanjutkan, ada 3 faktor yang membuat potensi KIB bubar. Pertama, upaya PAN membawa langkah KIB lebih maju dengan mengusung pasangan Ganjar-Erick lantaran hingga kini masih gamang dalam menentukan jagoan Pilpres 2024.

Kedua, Golkar diyakini takkan mengusung Airlangga sebagai capres karena cenderung mengdepankan "pertarungan" dan memenangkan kontestasi. Itu terlihat dari pengalaman selama ini.

"Tidak ada ceritanya Golkar rela menjadi oposisi. Oleh karena itu, capres Golkar kemungkinan tetap mengarah ke GP (Ganjar Pranowo). Namun, di posisi wakil [presiden], Golkar besar kemungkinan akan menolak opsi PAN," sambungnya.

Golkar diyakini menyiapkan tiket khusus untuk Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, sebagai cawapres. Ini, bagi Zaenal, wajar  mengingat politikus dengan popularitas tinggi seperti eks Wali Kota Bandung itu tidak mungkin hanya ditugaskan mengamankan suara partai di "Bumi Pasundan".

"Pasti ada agenda yang lebih besar dan kemungkinan itu adalah cawapres. Di sinilah situasi rawan pecah KIB yang disampaikan Rommy memiliki justifikasi," katanya. 

Faktor terakhir, Rommy mengupayakan PPP berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) usai dirinya bertemu elite partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Apalagi, keduanya memiliki rekam jejak panjang sebagai oposisi pada Orde Baru (Orba).

"Jika ini terwujud, dengan histori politik di atas, besar kemungkinan KIB akan pecah. Apalagi, ada indikasi Koalisi Perubahan yang mengusung Anies juga tengah membangun komunikasi dengan Golkar," tuturnya. Belum adanya cawapres definitif yang berpasangan dengan Anies membuka kemungkinan faksi-faksi di Golkar untuk "bermain" selain opsi Ganjar. 

Lebih jauh, Zaenal menyampaikan, KIB bisa saja tetap bertahan dengan komposisi baru. Namun, sulit terwujud lantaran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kemungkinan masih bertahan dengan Partai Gerindra.

Pernyataan senada disampaikan pengamat politik Jerry Massie. Menurutnya, KIB berpeluang bubar karena PPP dan PAN bermain "dua kaki" di luar koalisi.

"Airlangga sebagai capres itu susah, enggak bakal diterima PAN dan PPP. Jadi, PPP dan PAN ini main 'dua kaki'," katanya kepada Alinea.id.

Jerry melanjutkan, meski seluruh parpol anggota mengklaim KIB solid, tetapi manuver PAN dan PPP mudah dibaca publik. "KIB ini bisa jadi Koalisi Indonesia Bubar, bukan Koalisi Indonesia Bersatu lagi."

Sebelumnya, Ketua DPP Golkar, Dave Laksono, mengklaim KIB PAN tetap solid dalam menyongsong Pilpres 2024. Meski belum mengumumkan bakal capres-cawapres, komunikasi dan kerja untuk pemenangan disebut terus bergerak.

"Sampai saat ini, walaupun KIB belum mengumumkan siapa calon presiden dan wakil presidennya, bukan berarti kondisinya rapuh, kondisinya tetap solid," katanya kepada Alinea.id, Rabu (8/3).

Dave tak menampik kondisi politik ke depan bisa berubah. Menurutnya, KIB sangat terbuka dengan semua parpol, baik di parlemen maupun nonparlemen.

"Memang politik itu cair, komunikasi dengan sesama partai dan eksternal terus bergerak bukan berarti komitmen yang telah dibangun dan kesepakatan yang telah dibuat itu lancar," jelasnya.

Wakil Ketua Umum Golkar, Melchias Markus Mekeng, menyatakan hal sama. Kendati demikian, tidak menutup mata atas potensi PPP bergabung dengan PDIP.

"Semua kemungkinan bisa terjadi dalam politik dan masing-masing partai punya kemerdekaan dalam bermanuver dalam berpolitik," ujarnya kepada Alinea.id dalam kesempatan terpisah.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan