Partai Amanat Nasional (PAN) menyerahkan keputusan soal calon wakil presiden (cawapres) kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sebab, tidak mau ini menjadi pemicu keretakan koalisi.
Diketahui, PAN bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Koalisi mengusung Prabowo sebagai calon presiden (capres).
Bergabungnya PAN, yang bersamaan dengan Partai Golkar, menambah kekuatan koalisi. KKIR mulanya hanya beranggotakan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Jangan sampai soal cawapres jadi sumber konflik baru di koalisi besar," ucap Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi, di Jakarta, Senin (28/8).
KKIR menjadi satu-satunya kongsi gemuk jelang Pemilu 2024 dengan 42% suara Pemilu 2019 atau 265 dari total 575 kursi di DPR. Koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hanya diperkuat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 23,85% suara Pemilu 2019 atau 147 kursi DPR.
Sementara itu, Partai NasDem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Kongsi ini meraup 28,4% suara Pemilu 2019 atau 163 kursi DPR.
Yoga melanjutkan, PAN menghormati sikap PKB yang mendorong ketua umumnya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), ataupun Partai Golkar yang mengajukan nahkodanya, Airlangga Hartarto, sebagai cawapres Prabwoo. Namun, ia meyakini keputusan kandidat RI-2 bakal diputuskan bersama-sama.
"Kami solid," tegasnya. "Dan terkait cawapres, PAN menyerahkan keputusannya ke (bakal) capres. Tentu akan dilakukan musyawarah mufakat."
Di sisi lain, Yoga membantah perayaan HUT ke-25 PAN, sore nanti, menjadi ajang salah satu bakal cawapres menyampaikan visi misi. Pangkalnya, kegiatan dirayakan secara riang gembira sekalipun dihadiri seluruh ketua umum partai KKIR dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).