Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN) membeberkan lima kriteria untuk calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung pada Pilpres 2024. Lima kriteria ini ditetapkan oleh DPP PAN terhadap enam capres dan capres yang muncul pada rapat kerja nasional (rakernas) pada 26 Agustus 2022.
Ketua Pelaksana Rakernas PAN, Bima Arya menjelaskan, lima kriteria ini menjadi panduan bagi Dewan Pimpinan Daerah (DPD/kabupaten) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW/provinsi) untuk mempersiapkan nama-nama capres dan cawapres.
Dia menegaskan, meski telah bergabung dengan PPP dan Partai Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), namun PAN tetap memiliki komitmen untuk mengusung capres-cawapres di 2024. Apalagi, kata dia, saat ini belum ada kesepakatan final di KIB terkait capres-cawapres yang resmi.
"Karena itu, PAN memulai proses penjaringan nama-nama. Kami sepenuhnya memberikan kebebasan kepada DPD untuk menyerap aspirasi. Aspirasi yang ditangkap oleh DPD adalah nama-nama yang merupakan harapan dari wilayah masing-masing," kata Bima Arya dalam konferensi pers di kantor DPP PAN, Jalan Amil Raya Nomor 7, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Selasa (14/6).
Bima yang juga Wali Kota Bogor, Jawa Barat ini pun membeberkan lima kriteria capres-capres yang diusung partainya. Pertama, nasionalis-religius. Meski komitmen untuk menjaga NKRI, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 paling utama, namun harus tetap bernafaskan moral agama.
"Kami rasa ini poin pertama yang kami tempatkan di nomor satu. Jadi tidak ada ruang bagi kandidat, meskipun disuarakan daerah tetapi kalau tidak sesuai dengan prinsip nomor satu, tidak nasionalis, apalagi religius, tidak akan dihitung," ujar dia.
Kedua, memiliki rekam jejak kepemimpinan yang kuat. Kandidat bisa berasal dari pemerintahan maupun legislatif.
"Bisa juga kepala daerah, tapi rekam jejaknya kokoh. Memiliki prestasi dan diakui dan dihormati. Ada karya nyatanya. Dan tentunya komitmen pada demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik dan antikorupsi," ucap dia.
Ketiga, berpihak pada kelanjutan generasi. Menurut Bima, capres dan cawapres yang diusung PAN harus bisa menghantarkan Bangsa Indonesia di babak baru pada generasi-genarasi yang terus berjalan.
"Karena itu capres-cawapres memiliki keberpihakan pada kelanjutan generasi, visioner, berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan, tidak hanya menomorsatukan pertumbuhan ekonomi, tapi berpikir jangka panjang," ujar dia.
Keempat, memiliki semangat inovasi dan kolaborasi. Menurutnya, pemimpin yang dibutuhkan saat ini harus terampil, melakukan inovasi.
"Ini sesuai dengan semangat kami sebagai partai inovasi. Jadi, capres kami haruslah seorang inovator dan kolaborator. Mampu membangun jejaring untuk fokus pada riset, inovasi dan memberdayakan semua elemen untuk menuju Indonesia Emas 2045," ujar Bima.
Kelima, berwawasan nusantara dan persepektif global. Dia berujar, calon harus memiliki semangat memajukann kebudayaan dan produk-produk lokal, serta kemajuan ekonomi berbasiskan kearifan lokal.
"Gak boleh kaki tangan asing, gak boleh antek-antek asing. Ini yang harus pasang badan untuk produk-produk lokal, memiliki kemandirian ekonomi dan bisa membawa Indonesia memimpin di era global ini," ucap Bima.