Demi lolos ambang batas parlemen dengan perolehan suara minimum 4%, Partai Demokrat perlu mengusung calon presiden demi mendongkrak elektabilitas.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Andi Nurpati mengaku optimistis bakal lolos parliamentary treshold 4% pada Pemilu legislatif 2019. Sebab, partai berlambang segi tiga mercedes ini mengacu pada perolehan suara Pemilu 2014 yang meraup 10,8%.
"Kader Demokrat tak usah khawatir, pada Pemilu 2014 kita mendapat suara sebesar 10,8% dari perolehan suara sah nasional. Jadi, silahkan kader yang nanti maju bisa mensimulasikan sendiri dari hasil itu," ujarnya dalam diskusi yang bertajuk Seluk Beluk Sistem Baru Perhitungan Suara dan Kursi Pileg 2019 dan Implikasinya bagi Kader Partai Demokrat, yang digelar di DPP Partai Demokrat, Menteng Jakarta, Selasa (10/7).
Menurut Andi Nupati, sistem yang baru ini menjadi tantangan tersendiri bagi para kader Demokrat. Sebab, setiap kader yang ingin maju dalam pemilu legislatif 2019 harus berjuang lebih giat lagi, jika dirinya ingin mendapatkan kursi di DPR.
"Tapi Partai Demokrat yakin akan mendapat suara lebih dari ambang batas tersebut," paparnya.
Selain itu, kata Andi, kader Demokrat pun jangan saling berebut pengaruh di tempat yang sama apabila dirinya ingin mudah melenggang ke Senayan.
"Jangan sampai bentrok, saya yakin enggak akan semua wilayah kepegang, makannya dibagi wilayahnya," tutur dia.
Meskipun demikian, Andi mengakui saat ini Partai Demokrat memiliki sedikit permasalahan terkait popularitas dan elektibilitas partainya. Sebab, hal itu merupakan dampak dari sikap politik pada 2014.
"Karena kita enggak mengusung siapa-siapa saat Pilpres 2014. Non blok lah istilahnya. Jadinya, kita agak mati suri, agak turun," ungkapnya.
Oleh karenanya, menurut Andi, amat penting Partai Demokrat untuk mengusung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden untuk mendongkrak suara kadernya pada Pileg 2019.
"Masyarakat itu kan selalu bertanya siapa presiden yang kamu usung, dan kita sejauh ini belum menentukan sikap mendukung siapa," sambungnya.
Kendati demikian, Andi menyatakan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono telah menentukan sikap untuk mengusung salah satu calon yang akan berlaga di Pilpres nanti, dengan tetap mempertimbangkan popularitas dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Pak SBY sudah bilang akan mengusung salah satu calon, tunggulah sekitar tiga minggu lagi, dan jangan lupa kita juga punya kader potensial yaitu mas AHY," pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin mengayatakan, hal yang wajar apabila SBY mendorong AHY sebagai Capres maupun Cawapres. Pasalnya, AHY adalah orang yang telah ditunjuk oleh SBY untuk melanjutkan kepemimpinan di Partai Demokrat
"Malah aneh apabila SBY mengusung orang dari luar Demokrat. Jadi, wajar sang pemilik saham (SBY) menggadang-gadang golden boy-nya dia kan yang dikader sama SBY buat lanjutin kepemimpinan di Demokrat," pungkasnya.