Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dinyatakan tak lolos seleksi administrasi dan rekapitulasi verifikasi faktual. Alhasil hanya 14 parpol yang berhak meramaikan pesta demokrasi 2019 mendatang. Mereka Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Berkarya, PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Gerakan Perubahan Indonesia, Partai Golkar, Partai Hanura, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasional Demokrat, Partai Persatuan Indonesia, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dari sekian peserta, ada empat parpol yang baru kali pertama memasuki gelanggang politik, yakni Partai Persatuan Indonesida ( Perindo), Partai Berkarya, Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Kendati masih anyar, parpol yang kebanyakan dibesarkan golongan muda yang sudah malang melintang di berbagai bidang ini, menolak disebut partisipan pasif. Dikutip dari laman resmi masing-masing parpol, rupanya mereka memiliki gebrakan dan gagasan baru yang relatif segar.
Partai Garuda
Partai ini lahir pada 16 April 2015 dan mendapat pengakuan hukum dari Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly di tahun yang sama. Sosok yang membidani parpol ini adalah Ahmad Ridha Sabana dan Abdullah Mansyuri. Sabana yang didapuk sebagai Ketua Umum, merupakan Presiden Direktur PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), perusahaan milik putri mendiang Soeharto, Siti Hardianti Rukmana. Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Garuda Abdullah Mansyuri adalah Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).
“Partai kami berisi anak muda yang memendam rindu agar pembangunan Indonesia jauh lebih baik lagi. Melalui partai ini, kami harap pemuda Indonesia akan berperan lebih jauh lagi bila memiliki wadah,” jelas Sabana, Kamis (15/2), seperti dikutip dari Antara.
Garuda yang merupakan akronim dari Gerakan Perubahan Indonesia dituding sebagai sempalan Gerindra. Pasalnya, Sabana dulunya merupakan caleg Gerindra yang gagal melenggang ke Senayan. Sabana sendiri merupakan adik politisi Gerindra, Ariza Patria. Partai ini juga disebut-sebut dibidani barisan tentara nasionalis.
Namun hal itu dibantah keras Abdullah, “Kami adalah partai yang mewadahi cita-cita politik kaum pemuda. Tak ada hutang politik pada siapa pun,” tandasnya.
Partai Perindo
Perindo merupakan kendaraan politik bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Menyimak debut partai ini yang dengan mudahnya lolos verifikasi faktual, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq menegaskan tujuan partainya adalah menjadi pemenang pemilu 2019.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Perindo banyak menggandeng pemain lama dari parpol besar. Ada 25 pengurus inti DPP yang rata-rata berangkat dari karier politik praktis. Anna Lutfi, adik Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum turut bergabung. Sebelumnya Anna pernah menapaki dunia partai di PAN dan menjadi calon Wakil Bupati Tulungagung.
Selain Ana, ada bekas politisi Partai Golkar Yamin Tawari yang juga bergabung. Lalu bekas ketua umum Partai Indonesia Sejahtera (PIS) Budiyanto Darmastono.
Kader lain akan terus direkrut untuk memenuhi visi dan tujuan partai. “Kita punya strategi khusus, namun masih rahasia. Intinya perjuangan kami sudah berjalan selama 3,5 tahun untuk meyakinkan rakyat bahwa kami bagian dari mereka,” ungkapnya, dilansir dari Antara.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Parpol ini lahir lantaran para pegiatnya kecewa dengan gaya politik partai senior. PSI menjanjikan gaya anyar berpolitik bagi anak-anak muda dan perempuan yang belum cukup terwakili kepentingannya.
Ide dasar yang dibangun PSI adalah keterbukaan dan parpol yang tak antikritik. “Kita sudah lihat sendiri betapa mengecewakannya DPR dan pejabat yang banyak mengalami Operasi Tangkap tangan (OTT). Belum lagi pengesahan UU MD3 yang membuat DPR semakin antikritik,” terang Ketua DPP PSI, Isyana Bagoes Oka.
Karena itulah, Isyana mengajak anak-anak muda bergabung untuk duduk di kursi legislatif. “PSI memiliki angka keterwakilan perempuan paling tinggi di antara partai lainnya, yakni 66,6 persen. Ini ditempuh supaya hak-hak perempuan bisa maksimal diperjuangkan di DPR,” ujarnya lagi.
Mantan penyiar berita Trans TV itu mengajak segenap perempuan yang berkompeten dan tidak antikritik untuk bergabung di PSI. “Semua kader yang masuk akan diseleksi secara ketat oleh tim independen Chatib Basri, Mahfud MD, dan Bibit Samad Rianto. Kader yang masuk harus sudah teruji kinerja dan kompetensinya, sehingga tak seperti beli kucing dalam karung,” ungkapnya.
Partai Berkarya
Partai Berkarya dibesut oleh putra pertama Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Partai yang berdiri pada 2016 ini optimis bisa mengantongi 13,75% suara.
Sekjen Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang mengatakan, partainya ingin menjadi partai besar dan memiliki wakil di semua tingkatan minimal satu kursi.
"Kami akan menyamakan langkah untuk mencapai target kita tadi, target kita kan minimal 1 kursi per dapil di semua tingkatan," kata Badaruddin, dikutip Antara.
Untuk pencapaian target, partai ini akan rutin menggelar sekolah politik internal agar kader-kadernya memiliki pengetahuan politik yang memadai. Tertarik bergabung?