Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggandeng para mubalig atau alim ulama untuk membela negara dan menjaga persatuan.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP menerima kunjungan Ikhwanul Muballighin di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis (26/4).
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyambut langsung kedatangan Ikhwanul Mubalighin. Mega didampingi Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah dan juga ketua Baitul muslimin Hamka Haq.
Ketua Umum Ikhwanul Muballighin KH Mujib Khudori menyatakan agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja sama dengan kebaikan dan bukan bersekutu pada kezaliman.
Kedepannya, Ikhwanul Muballighin akan mendeklarasikan gerakan mubalig bela negara, sebagai sebuah perwujudan mencintai negara merupakan bagian dari iman.
Mujib menyatakan dengan kedatangan ke PDI Perjuangan, dirinya justru lebih memahami PDI Perjuangan bisa lebih Islami. Bisa terlihat dari ajaran-ajaran kemanusiaan dan ketuhanan juga diajarakan dan dibawa oleh Soekarno, kemudian diperjuangkan pula oleh Megawati Soekarnoputri.
"Kesimpulannya lebih baik partai nasionalis yang di dalammya bisa melaksanakan ajaran-ajaran agama, ajaran Islami, dibandingkan dengan partai Islam yang justru berkontradiksi dengan ajaran Islam," tuturnya.
Lebih lanjut, kedepannya Ikhwanul Muballighin akan bersinergi dengan PDI Perjuangan.
Hal tersebut dilakukan, karena banyak dari kebijakan PDI Perjuangan yang sinkron dengan ajaran agama. Sehingga, pihaknya menyambut baik hal tersebut.
Termasuk mencintai negara, mendukung presiden terpilih ataupun mengkritik pemimpin dengan kritik yang membangun termasuk ajaran-ajaran nabi.
"Karena nabi itu merangkul, tidak pernah memukul," katanya.
Sekertaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP menyambut baik rencana deklarasi dan launching Gerakan Nasional Mubalig Bela Negara.
Hasto mengatakan bahwa PDIP sangat concern mendukung gerakan tersebut. Apalagi, kata dia, membela tanah air merupakan bagian dari iman. Menurut dia, PDIP maupun Presiden Joko Widodo sudah banyak memberikan dukungan dan penghargaan kepada perjuangan Islam.
"PDIP dan Jokowi memberikan dukungan sepenuhnya penetapan hari santri 22 Oktober sebagai pengakuan peran umat Islam dan santri dalam membela bangsa negara," kata Hasto.
Pada sisi lain, Sukur Nababan mengatakan PDI Perjuangan juga menggelar program Try Out Nasional seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM-PTN) 2018 yang akan digelar secara serentak di 34 provinsi dan Kabupaten kota, pada Minggu (29/4).
Kegiatan Try Out yang dilakukan sebagai bentuk komitmen PDI Perjuangan dalam mencerdaskan bangsa dan negara. Karena, kegiatan tersebut bisa menjadi sarana bagi para siswa SLTA/sederajat agar berhasil masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), favorit terbaik.
Maka itu komitmennya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan siap memfasilitasi siswa SLTA/sederajat dalam menghadapi SBMPTN setiap tahunnya.
Kegiatan try out tersebut juga, ditargetkan diikuti oleh 365.000 siswa SMA/sederajat. Mulai dari kelas 2 dan 3 SMA/ sederajat dengan rentang usia 16-21 tahun.
"Peserta Ujian Try Out akan dikenakan biaya Rp1.000 per orang, itu hanya sebagai bentuk komitmen para siswa saja," katanya.
Syukur menegaskan, dengan adanya try out tersebut diharapkan dapat mempersiapkan mental siswa dan psikologi para siswa terutama saat menghadapi ujian. Sekaligus menjadi alat ukur kemampuan siswa.
Rencananya acara tersebut akan dibuka oleh ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, pada 21 Mei 2016 sekaligus mendapatkan rekor MURI dengan kategori peserta terbanyak yang dilakukan serentak se-Indonesia.