Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diyakini dapat mencetak kemenangan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Sebagaimana diketahui, pada pemilu sebelumnya, yakni Pemilu 2014 dan 2019, PDIP secara berturut-turut menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak dibanding partai lainnya.
Untuk itu, menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, bukan tidak mungkin bagi PDIP menang ketiga kalinya, asal berkomitmen mencetak kader internal dengan kualitas mumpuni dan disukai mayoritas masyarakat Indonesia.
"PDIP sejak kalah di Pileg dan Pemilu 2009, terus mencetak kader unggul di pilkada, termasuk Pak Jokowi dan Bu Risma. Itu akhirnya dipanen sampai sekarang. Hal ini perlu kembali digencarkan demi kemenangan berikutnya," ujar Burhanuddin dalam diskusi Jelang Kongres V PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (3/8).
Kiat lainnya yang perlu diprioritaskan PDIP agar dapat mengubah citra menjadi partai inklusif ialah dengan lebih merangkul suara pemilih muslim yang merupakan kelompok pemilih mayoritas.
"Pemilih muslim PDIP senantiasa naik. PDIP ini hebat bisa tarik pemilih berbasis organisasi muslim," ucapnya.
Sebelumnya, PDIP juga sudah menerapkan pendekatan serupa yakni dengan membentuk Baitul Muslimin Indonesia dan merangkul pemilih Nahdlatul 'Ulama (NU) lewat penunjukan Wakil Presiden RI Ma'aruf Amin sebagai pendamping kadernya Presiden RI Joko Widodo.
Namun, tak dapat dipungkiri, bahwa citra PDIP yang berasal dari fusi Partai Nasionalis dan Partai Katolik belum hilang sepenuhnya di mata masyarakat.
Dengan mendekati partai yang mendukung Islam toleran, PDIP dianggap mampu mentransisi citra anti Islam yang selama ini mendera partai berlambang banteng itu.
"Tak mungkin di Indonesia bisa menang tanpa dapat suara muslim karena 80% pemilih di Indonesia beragama Islam. Jadi, pendekatan itu juga jadi syarat utama mencetak hattrick kemenangan di 2024," ucapnya.
Kendati demikian, Burhan mengakui ada sejumlah tantangan yang bisa menghambat kemenangan PDIP pada Pemilu 2024. Salah satunya, faktor Presiden Jokowi yang sudah tidak bisa maju lagi di Pilpres 2024.
Padahal, kemenangan PDIP di Pileg 2019 diyakininya berasal dari efek ekor jas Jokowi.
"Sebagian yang memilih PDIP kan karena ketokohan Jokowi," ucapnya.
Sementara Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mengatakan, pemilu pascareformasi tak lepas dari catatan kemenangan PDIP terutama sejak Pemilu 2014 dilanjutkan periode selanjutnya, Pemilu 2019.
Hal ini disebut tidak lepas dari keterbukaan partai berlambang kepala banteng itu terhadap masukan yang datang terutama dari kalangan akar rumput (grassroots).
"Kami selalu mendengarkan tanggapan dari berbagai kalangan mulai dari para pengamat politik, media, juga dari grassroots. Itu instrumen yang menurut kami sangat penting untuk mencermati arah perkembangan partai ke depannya," ujar Hasto.
Selain itu, untuk meraih kemenangan dalam Pemilihan Legislatif (pileg) untuk ketiga kalinya dalam Pemilu 2024, partainya juga akan semakin memperkuat kader internal.
"Modal menang dua kali berturut-turut karena kerja organisasi yang sistemik. Kemenangan jadi tanggungjawab kami. Kami perlu menjaga aspek ideologi, sekolah kader dan jangan sampai kehilangan sense of direction," katanya.
Kader internal PDIP, disebutnya sangat solid di bawah kepemimpinan Megawati Soekarno Putri, padahal PDIP sempat mengalami gejolak hingga nyaris bubar jelang berakhirnya rezim orde baru Presiden Soeharto.
Berangkat dari kedua hal tersebut, Hasto optimistis PDIP mampu kembali memenangi Pileg 2024.
Sebab PDIP sudah semakin dewasa dan mempunyai instrumen partai yang lengkap. Di mana, langkah-langkah pemenangan Pileg 2024 akan dibahas dalam Musyawarah Nasional (Munas) PDIP di Bali pada 8-11 Agustus 2019.
"Kongres (PDIP) nantinya menegaskan instrumen partai. Buat PDIP proses untuk terus membangun organisasi jauh lebih penting dari pada popularitas perorangan, itu yang dilakukan oleh PDIP," katanya.
Namun Hasto enggan merinci strategi apa yang bakal digunakan guna mempertahankan kemenangan dalam pileg ke depan.
"Prinsipnya akan disiapkan sebaiknya, dan kami serahkan kepada rakyat untuk menentukan akhirnya," ucapnya.