close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah. / (Foto: Robi Ardianto/Alinea.id)
icon caption
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah. / (Foto: Robi Ardianto/Alinea.id)
Politik
Kamis, 29 November 2018 01:47

PDIP: Prabowo permalukan diri di Singapura

PDI Perjuangan menganggap Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tengah mempermalukan diri saat menjadi pembicara di Singapura.
swipe

PDI Perjuangan menganggap Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tengah mempermalukan diri saat menjadi pembicara di Singapura.

Prabowo Subianto menyatakan, korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium empat. Dia mengatakan hal tersebur saat menjadi pembicara di The World in 2019 Gala Dinner yang diselenggarakan oleh The Economist di Hotel Grand Hyatt Singapura. 

Pernyataan tersebut kemudian ditanggapi oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah. Menurutnya, ungkapan Prabowo tersebut seperti peribahasa menepuk air didulang, terpecik muka sendiri

Pasalnya, korupsi itu awal mulanya dari Ketetapan MPR Tahun 1998. Tap MPR tersebut menetapkan pencanangan program pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme. 

Disebutkan di dalam Tap MPR Nomor 11 tahun 1998 itu adalah untuk melakukan penegakan hukum terhadap terduga pidana korupsi, termasuk oleh mantan Presiden Soeharto. 

"Jadi, guru dari korupsi Indonesia sesuai Tap MPR Nomor 11 tahun 98 itu (adalah) mantan Presiden Soeharto dan (dia adalah) mantan mertuanya pak Prabowo," tudingan Wakil Ketua MPR RI tersebut di Megawati Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/11). 

Untuk itu, sambungnya, pemberantasan korupsi menjadi pekerjaan rumah terbesar Indonesia sampai saat ini. "Kita harus mencuci piring dari tradisi korupsi yang dilakukan pada zaman yang lalu," katanya. 

Perilaku koruptif menjadi PR bersama yang bersumber dari kekuasaan yang saat itu dipimpin oleh mertua Prabowo Subianto. Meskipun begitu, dia tidak ingin mencari kambing hitam terhadap permasalahan korupsi saat ini. 

"Ini adalah persoalan bangsa Indonesia. Karena itu negara ini telah menjadikan korupsi sebagai extraordinary crime. Maka, mari kita tangani pemberantasan korupsi ini dengan cara-cara luar biasa, bukan hanya dengan menyalahkan satu pihak dan pihak lain. (Sebab) ini PR kita bersama," kata Basarah yang juga sebagai juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf.

Sementara itu, Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest mengatakan ungkapan seperti itu tidak layak keluar dari mulut Prabowo Subianto.

"Mengingat partainya adalah yang paling banyak meloloskan Caleg mantan koruptor, ada enam Caleg (yang maju dari Gerindra)," katanya. 

Ernest menegaskan, jika betul Gerindra memiliki komitmen memberantas korupsi, tidak sulit baginya mencoret nama mantan koruptor itu dari daftar Caleg.  "Politik sejatinya adalah perbuatan konkret bukan kata-kata dan retotika saja," katanya. 

Ditambah lagi, kata dia, di kubu Prabowo ada Tommy Soeharto dan Titik Soeharto yang merupakan bagian dari Orde Baru yang sarat dengan dugaan tindak pidana korupsi.  "Rezim Soeharto kita tumbangkan karena korupsi yang menggurita," tudingnya. 

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan