Membaca peluang koalisi Gerindra usai Jokowi-Prabowo bertemu lagi
Kurang dari 10 hari lagi, Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan dilantik secara resmi oleh MPR RI. Dijadwalkan, pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin akan digelar pada Minggu (20/10).
Menjelang pelantikan, desas-desus pembentukan kabinet Jokowi-Amin jilid II mulai mengemuka. Lobi-lobi politik telah berlangsung sejak pemilihan pimpinan DPR dan MPR pada awal Oktober 2019.
Isu masuknya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dipimpin Prabowo Subianto ke dalam kabinet kian santer terdengar. Meski Prabowo dan Jokowi adalah rival dalam Pilpres 2014 dan 2019, peluang berkoalisi di dalam pemerintahan masih terbuka lebar.
Di tengah rumor kursi menteri untuk Gerindra kian kuat, Presiden Jokowi mengundang Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (11/10).
Pertemuan itu berlangsung selama satu jam. Prabowo dan Jokowi kompak mengenakan pakaian putih. Sebuah simbol seiring sejalan di antara kedua tokoh bangsa itu.
Prabowo tiba di Istana Merdeka pada Jumat (11/10) petang, sekira pukul 15.00 WIB dengan disambut oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Setelah Prabowo dan Jokowi bersalaman di depan awak media, keduanya kemudian berdiskusi santai di Ruang Jepara.
Pertemuan di Istana merupakan kali kedua Jokowi-Prabowo bersua usai Pemilu 2019. Sebelumnya, Prabowo-Jokowi bertemu di Stasiun Moda Raya Terpadu (Mass Rapid Transit/MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Sabtu (13/7) dalam rangka rekonsiliasi usai pemilu.
Tidak hanya itu, sehari sebelumnya, Jokowi juga mengundang Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam pertemuan dengan Prabowo, Jokowi mengungkapkan kemesraan hubungan di antara keduanya. Meski dua kali berseteru dalam Pilpres, Jokowi dan Prabowo mengaku tetap berhubungan baik.
"Tetap kita merah putih di atas segala hal, kita akan berperan. Saya kira demikian, hubungan saya baik. Bisa dikatakan mesra, ya, Pak, ya?" tanya Prabowo kepada Jokowi dalam jumpa pers di Ruang Kredensial Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.
Jokowi pun menanggapi pertanyaan Prabowo dengan tersenyum menjawab, "Sangat mesra."
Jawaban itu lantas disambut tawa mantan Danjen Kopassus itu. Prabowo juga berjanji akan datang dalam pelantikan kedua Jokowi sebagai presiden.
Menurut Prabowo, dirinya dengan Jokowi harus bersatu dalam urusan bangsa dan negara. Ia mengungkap jika ada kekurangan dalam pemerintahan, akan menyelesaikanya dalam ruangan bersama Presiden Jokowi.
"Kita bertarung secara politik. Begitu selesai, kepentingan nasional yang utama. Saya berpendapat kita harus bersatu, jadi saya sampaikan kepada beliau apabila kami diperlukan, kami siap untuk membantu," ujar Prabowo yang pernah menjadi calon wakil presiden bersama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu.
Koalisi Gerindra
Presiden Jokowi mengatakan akan membuka peluang masuknya Partai Gerindra dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang memenangkan Pilpres 2019. Meski berseberangan pada Pilpres 2019, peluang berkoalisi masih terbuka lebar.
"Kami tadi sudah berbicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk ke koalisi kita," kata Jokowi dalam jumpa pers di Ruang Kredensial, Istana Merdeka.
Kendati demikian, Jokowi menjelaskan kemungkinan koalisi partai berlambang kepala burung garuda itu masih belum diputuskan.
Sementara itu, Prabowo mengatakan pihaknya selalu siap untuk membantu pemerintah. "Kalau kami diperlukan, kami siap dan akan memberi gagasan optimal. Kami yakin Indonesia bisa tumbuh double digit, kami yakin Indonesia bisa bangkit cepat, kami ingin membantu dan kami siap membantu kalau diperlukan," ujar Prabowo.
Dia mengatakan partainya selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Namun, Prabowo juga mengatakan jika pihaknya tidak masuk dalam kabinet Indonesia Kerja, maka akan berlaku sebagai penyeimbang.
"Kalau umpamanya kami tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal di luar sebagai check and balances. Sebagai penyeimbang, kan kita di Indonesia tidak ada oposisi," ungkap Prabowo disambut afirmasi oleh Jokowi.
Saat ini, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung Jokowi-Amin memiliki sepuluh partai politik anggota. Kesepuluh parpol itu adalah PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PKPI, dan PBB. Namun, hanya lima parpol yang lolos ke kursi DPR, yakni PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, dan PPP.
Sebaliknya, Koalisi Adil Makmur pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019, beranggotakan lima parpol. Mereka adalah Partai Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, dan Berkarya. Dari lima parpol, hanya Partai Berkarya yang tak lolos ke Senayan.
Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat itu didukung oleh Gerindra tersebut mengungkapkan, pertemuan dengan Prabowo juga membahas stabilitas keamanan dan politik guna mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa.
"Kita tentu saja perlu sebuah stabilitas keamanan dan politik dan memerlukan persiapan-persiapan dalam rangka memayungi agar tidak terpengaruh oleh penurunan ekonomi global," kata Jokowi.
Selain itu, kedua tokoh bangsa itu juga membahas soal ibu kota baru di Provinsi Kalimantan Timur. Jokowi mengatakan dirinya menjelaskan alasan pemindahan ibu kota pemerintahan ke kawasan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sementara itu, Prabowo menjelaskan dirinya telah diundang Presiden Jokowi ke Istana Merdeka. Menurut Prabowo, pihaknya mendukung pemindahan ibu kota ke Kaltim.
"Kita bicara ibu kota. Saya menyampaikan saya mendukung gagasan ibu kota. Tentunya beliau juga mengatakan akan melalui kajian-kajian yang tepat, dan sudah dilaksanakan kajian-kajian, jadi kita akan mendukung gagasan itu," ucap Prabowo.
Tak lupa, Jokowi dan Prabowo berswafoto bersama wartawan kepresidenan di Istana Merdeka, Jakarta. Acara swafoto itu terjadi usai pertemuan keduanya.
Setelah melakukan diskusi, Jokowi dan Prabowo mengadakan jumpa pers di ruang Kredensial istana tersebut. Ketika jumpa pers selesai, Jokowi hendak mengantar Prabowo menuju pintu keluar istana.
Lalu salah seorang wartawan meminta kedua tokoh bangsa itu bersalaman dan melakukan swafoto sebelum keluar dari ruangan.
Ternyata Presiden Jokowi kembali menghampiri kumpulan wartawan dan meminjam salah satu telepon pintar milik wartawan.
Lantas mantan gubernur DKI Jakarta itu melakukan swafoto menggunakan ponsel tersebut bersama Prabowo dengan latar belakang sejumlah wartawan yang meliput. Usai kegiatan itu, Presiden melanjutkan mengantar Prabowo menuju pintu. (Ant)