close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) menari bersama penari Topeng Ireng/ Antara Foto
icon caption
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) menari bersama penari Topeng Ireng/ Antara Foto
Politik
Rabu, 26 September 2018 12:06

TKN Jokowi-Maruf bantah produksi isu Sandiaga

Kampanye hitam Sandiaga Uno disebut mirip kasus Donald Trump di Amerika Serikat.
swipe

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf menanggapi kampanye hitam yang menyudutkan calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno terkait isu perselingkuhan.

Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Maruf, Raja Juli Antoni, mengutuk dan menegaskan kampanye hitam seperti itu tidak boleh berkembang dalam demokrasi Indonesia. Pihaknya merasa sedih dan marah karena masih saja ada situs hoax yang seolah-olah membongkar skandal Sandiaga Uno.

“Pendukung Jokowi-Amin wajib mengutuk kampanye hitam seperti itu karena bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini dikembangkan Pak Jokowi,” kata Raja Juli melalui keterangan resmi pada Rabu, (26/9). 

Menurutnya, tidak mungkin materi negatif yang menyudutkan Sandiaga itu diproduksi oleh TKN Jokowi-Maruf. Raja Juli berharap pihak kepolisian bergerak cepat dalam mengusut tuntas kasus tersebut agar kasus itu menjadi terang siapa dalang sebenarnya.

Raja Juli menjelaskan, kasus yang menimpa Sandiaga Uno kali ini dapat berkaca pada kasus kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. 

Kasus tersebut, berdasarkan hasil liputan sebuah media di Amerika Serikat, mengungkap banyak materi kampanye hitam yang menyudutkan Trump, justru dibuat oleh kubu Trump sendiri.  Hal tersebut, kata Antoni, dilakukan untuk meraih popularitas dan simpati publik.

"Dengan kata lain, bisa jadi tanpa bermaksud menuduh situs skandal Sandi itu, dibuat pendukung Prabowo-Sandi sendiri," katanya. 

Maka itu, perlu sekiranya pihak kepolisian mengusut secara tuntas untuk membuktikan siapa pembuat situs tersebut. 

"Agar tidak menimbulkan spekulasi yang berakibat buruk terhadap perkembangan demokrasi Indonesia," ujarnya. 

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan