close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi ventilator/Foto Alinea.id/MT Fadillah.
icon caption
Ilustrasi ventilator/Foto Alinea.id/MT Fadillah.
Politik
Sabtu, 26 Desember 2020 10:44

Pemerintah didorong serap produk ventilator karya anak bangsa

Produk inovasi ventilator Covid-19 dalam negeri belum laku di pasaran.
swipe

Pemerintah didorong untuk menyerap produk inovasi ventilator buatan anak bangsa melalui pengadaan pemerintah atau government procorument, dan membangun atmosfer yang kondusif.

Hal ini sekaligus untuk menanggapi keluhan Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, terkait produk inovasi ventilator Covid-19 tidak laku di pasaran lantaran dokter masih belum berani menggunakannya.

"Sehingga produk inovasi dari para peneliti domestik kita dapat diserap pasar dalam negeri," ujar anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, dalam keterangannya, Sabtu (26/12).

Dia juga meminta pemerintah untuk memikirkan skema insentif bagi para pengguna inovasi domestik. Tujuannya, agar kapasitas produksi industri dalam negeri terserap di pasaran dan mampu menghasilkan produk inovasi domestik yang baik.

"Kalau sisi permintaan tidak tumbuh, maka pada sisi penyediaan produk inovasi domestik ini akan mandeg stagnan. Bagaimana mungkin produk inovasi dapat berkembang dengan baik kalau produk itu tidak ada yang beli," bebenrya.

Mulyanto merasa, pemerintah perlu aktif menciptakan siklus permintaan untuk menunjang pengembangan produk inovasi hasil karya peneliti dalam negeri.

Baginya, pengembangan produk inovasi akan jalan di tempat bila tidak ada kebijakan yang menunjang penyerapan produk inovasi domestik.

"Saya mendorong Pemerintah membangun sistem yang memungkinkan setiap produk inovasi dalam negeri dapat diterima masyarakat. Karena memang secara kualitas produk inovasi dalam negeri kita tidak kalah dibanding produk negara lain," kata Mulyanto. 

Pemerintah, jelas dia, juga perlu mengedukasi masyarakat agar mau membeli produk dalam negeri.

"Jangan sampai masyarakat gandrung dan bangga membeli dan memakai produk impor yang branded. Kita harus membangun budaya membuat bukan sekedar budaya membeli," katanya.

Sebelumnya, Bambang Brodjonegoro memperkenalkan produk inovasi Covid-19 seperti ventilator, rapid test, serta inovasi yang tidak ditemukan di luar negeri sekalipun. Dia menunjuk contoh GeNose, alat deteksi Covid-19 lewat buangan napas dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Hanya saja, Bambang merasa, produk tersebut tidak diterima di pasaran. Konsumen masih lebih percaya pada produk luar yang mempunyai merek. Demikian kata Bambang di acara Bakti Teknologi di Kampus Universitas Udayana, Bali  pada Rabu, 23 Desember 2020.

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan