Pemerintah dinilai seperti memberi kesitimewaan terhadap tenaga kerja asing (TKA) China dan mengabaikan perasaan warga Indonesia di tengah larangan mudik.
"Jika pemerintah mengatakan alasan larang mudik mengurangi penyebaran, maka jelas ini datang dari negara seberang, kok boleh? Ini harus dijawab pemerintah. Ini kita tidak ingin menjadi bola liar di masyarakat dan memantik rasa ketidakadilan," kata Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetyani Aher dalam diskusi daring, Selasa (11/5).
Menurut Netty, pelarangan mudik bisa dipahami jika sejak awal pemerintah dapat mengatasi pandemi Covid-19 dengan baik. Namun, selama setahun upaya itu dinilai Netty belum berhasil. Terkini, terdapat tiga varian baru Covid-19 yang sudah masuk ke Tanah Air.
Padahal, kata Netty, penularan Covid-19 disebabkan oleh transimisi, baik lokal maupun internasional. "Ini yang membuat masyarakat terusik. Di satu sisi masyarakat diketatkan, tapi di sisi lain memberikan privilege kepada TKA," jelasnya.
Menurut Netty, masuknya TKA China mengabaikan perasaan masyarakat Indonesia. Berbeda dengan luar negeri yang sangat ketat, bahkan melarang warga negara Indonesia (WNI) masuk ke negaranya.
Ia melanjutkan, kasus yang membuat luka perasaan masyarakat Indonesia ialah dilarangnya atlet Indonesia mengikuti turnamen All England 2021 beberapa waktu lalu.
"Ini yang harus kita soroti secara jujur. Karena siapapun berpotensi menyebar, termasuk WNA. Seharusnya pemerintah menimbang perasaan itu," pungkasnya.
Sebelumnya, 288 WN China masuk ke Indonesia secara bergelombang dalam sepekan terakhir, menggunakan tiga pesawat charter yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Gelombang pertama datang pada 4 Mei sebanyak 85 orang, lalu 6 Mei pukul 05.00 WIB sebanyak 157 orang, dan 6 Mei pukul 11.50 WIB sebanyak 46 orang.
Kendati begitu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengklaim seluruh WN Negara China yang masuk ke Indonesia dalam beberapa hari terakhir sudah menjalani protokol kesehatan kedatangan internasional ketat.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan, mereka semua sudah diperiksa oleh imigrasi dan kantor kesehatan pelabuhan hingga dinyatakan bisa masuk ke tanah air dengan karantina terlebih dahulu.