Pemindahan posko pemenangan Prabowo-Sandi dari Jakarta ke Jawa Tengah justru semakin menyolidkan pendukung Jokowi-Maruf. Hal tersebut dikatakan Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Hasto Kristiyanto di Posko Cemara.
"Upaya memindahkan itu hanya sebagai sebuah sensasi politik," tudingnya di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/12).
Jawa Tengah merupakan kandang Banteng dan tidak akan merubah dukungan para loyalis tersebut dari Jokowi-Maruf kepada pasangan calon nomor 02.
Justru, kehadiran Posko Pemenangan Prabowo-Sandi semakin menguatkan basis pendukung Jokowi-Maruf di wilayah tersebut.
Rencana pemindahan posko pemenangan oleh Sandiaga Salahuddin Uno justru membuat blunder pasangan nomor 02. Bahkan, semakin meningkatkan target kemenangan di wilayah tersebut.
"Seluruh elemen pendukung Jokowi-KH Maruf Amin semakin solid bersatu dan meningkatkan target pilpres dari 75% menjadi 80%," katanya.
Loyalitas kader PDI Perjuangan yang berada di wilayah tersebut bukan melalui proses yang pendek. Pembangunan loyalis itu telah melalui proses yang berkesinambungan.
Secara konsisten, PDI Perjuangan selalu melakukan perbaikan konsolidasi organisasi dan pengembangan kaderisasi politik. Hal itu terbukti, dengan adanya sekolah politik milik PDI Perjuangan.
Oleh karenanya apa yang dilakukan tim kampanye Prabowo-Sandi tersebut hanyalah taktik politik jangka pendek akibat tidak solidnya koalisi tersebut.. “Itu semua pengalihan isu atas tidak solidnya tim kampanye mereka. Mereka terapkan ilmu Sun Tzu bahwa strategi terbaik adalah menyerang," tudingnya.
Sementara itu, Juru bicara TKN Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Arya Sinulingga menjelaskan tidak pernah khawatir terhadap pemindahan posko pemenangan tersebut. "Jawa Tengah itu basis yang sangat kuat untuk Pak Jokowi. Mereka merasakan bagaimana hasil pembangunan yang dilakukan Pak Jokowi,"katanya.
Menurutnya pemindahan tersebut menandakan gagalnya konsolidasi Paslon 02 di Jakarta, Banten dan Jawa Barat.