Pengamat Politik Ray Rangkuti menyebut isu kotak suara berbahan kardus sengaja digulirkan tim Prabowo-Sandi.
"Persoalan ini sebenarnya sudah selesai pada bulan April 2018 yang lalu," katanya kepada wartawan, Senin (17/12).
Isu tersebut digulirkan untuk mengalihkan perhatian publik dari isu yang diungkapkan oleh La Nyalla Mattalitti. Sebelumnya La Nyalla mengungkap Prabowo tidak memiliki kecakapan dalam melaksanakan ibadah.
Dalam kesempatan itu, La Nyalla juga mengakui isu PKI, kafir, dan antek asing yang dialamatkan kepada Jokowi diproduksi secara sengaja pada pilpres 2014 yang lalu. Gunanya menurunkan elektabilitas Jokowi.
Pengakuan La Nyala itu kemudian menjadi viral dan banyak pertanyaan atas putusan ijtima ulama yang menetapkan Prabowo sebagai calon presiden.
"Dapat dibayangkan pengakuan tersebut cukup menghebohkan dan membuat repot kubu Prabowo. Maka untuk menurunkan tensi perbincangan soal pengakuan La Nyala itu muncul isu kardus yang diungkapkan pihak Prabowo," tudingnya.
Tidak heran, jika kotak suara berbahan kardus hanya dipersoalkan oleh pihak Prabowo saja. Sedangkan, kubu petahana tidak demikian.
"Kalau pengadaan kotak suara berbahan kardus ini menjadi persoalan yang krusial. Pastinya partai-partai lain juga akan melakukan protes, sebab kotak suara berbahan kardus tidak hanya dipakai untuk pemilihan presiden tapi juga pemilu legislatif," tegasnya.
Penggunaan kotak suara berbahan kardus bukan pertama kali digunakan dalam Pemilu di Indonesia. Sebaiknya isu kotak suara berbahan kardus ini disudahi. Jika tetap dianggap kurang memuaskan sebaiknya dilakukan langkah untuk menggugat ke pengadilan.
Sementara itu, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK), Hasto Kristiyanto menilai isu kotak suara berbahan kardus sengaja dijadikan isu kembali. Padahal, sebelumnya kotak suara tersebut telah dibahas dalam rapat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Demokrat juga membahas, Gerindra membahas, PDI Perjuangan membahas, semua membahas soal kotak suara. Hanya di tengah jalankan partai oposisi mencoba mencari isu-isu apa yang bisa di mainkan," katanya setelah melakukan rapat di kediaman JK, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (17/12) malam.
Kotak suara berbahan karton duplek itu telah digunakan pada Pemilu sebelumnya. Itupun berdasarkan pertimbangan distribusi yang dilakukan oleh KPU. Meski, idealnya mempergunakan kotak suara berbahan besi. Hanya kemudian perlu juga dilihat sistem distribusinya dan keterbatasan anggaran yang dimiliki KPU.