close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Foto: Ist
icon caption
Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Foto: Ist
Politik
Selasa, 12 September 2023 16:22

Pepabri netral di Pilpres 2024, tetapi beri 3 panduan memilih capres

Agum pun berpesan bahwa perbedaan dalam pilihan politik di Pilpres 2024 harus bersifat sementara.
swipe

Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri)  akan bersikap netral pada pemilu 2024. Bila ada anggotanya yang terlibat dukung-mendukung di Pilpres 2024, itu merupakan representasi pribadi, bukan organisasi. 

Ketua Umum Pepabri, Jenderal (purn) Agum Gumelar mengatakan organisasi memang membebaskan anggotanya untuk memberikan dukungan kepada capres mana pun, karena hal itu merupakan hak warga negara. Beda ketika berstatus sebagai anggota TNI-Polri aktif yang wajib netral.

"Tapi beda dengan purnawirawan Pepabri, PPAD, sebagai suatu kelembagaan harus bersikap netral. Tapi sebagai individu kita punya hak pilih, jadi kita beri kebebasan, silakan memilih, tadi saya kasih panduan kriteria itu lah yang kita cari," kata Agum.

Agum yang merupakan Danjen Kopasus ke-13 (Juli 1993- Agustus 1994) mengatakan hal tersebut kepada wartawan usai Syukuran HUT ke-64 Pepabri di Wisma Elang Laut, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023).

Agum pun menyebut tiga kriteria sosok capres yang layak dipilih anggota Pepabri. Yaitu, figur yang komitmen terhadap NKRI dan Pancasila, kemudian bijak, dan ketiga pemimpin yang berani meminimalisir kegaduhan. 

"Bijak dalam arti siap bertekad kuat untuk melanjutkan apa yang sudah baik apa yang dilakukan pendahulunya. Meninggalkan apa yang tidak baik oleh pendahulunya tanpa caci maki itu bijak. Dan ketiga seseorang yang berani meminimalisir hal-hal yang tidak benar yang terjadi di negeri ini, kelakuan-kelakuan yang tidak bermoral, kegaduhan-kegaduhan harus diminimalisir," papar Agum.

Agum pun berpesan bahwa perbedaan dalam pilihan politik di Pilpres 2024 harus bersifat sementara. Ketika Pilpres selesai, semua pihak harus menghormati hasil proses demokrasi tersbut.

"Saya ingatkan perbedaan memilih itu salah satu yang wajar, tapi hanya bersifat sementara. Perbedaan memilih harus berakhir ketika Pilpres selesai, begitu Pilpres selesai, tidak ada lagi perbedaan di antara kita. Hormati apa pun yang menjadi keputusan demokrasi," pesannya.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan