Pertarungan politik pada pentas pemilihan Bupati Tangerang diprediksi akan berlangsung sengit. Setelah Ahmed Zaki Iskandar tak bisa lagi mencalonkan diri, bursa kandidat memanas. Selain mantan Wakil Bupati Kabupaten Tangerang Mad Romli, sejumlah nama politikus lokal digadang-gadang bakal jadi kandidat yang bertarung di kontestasi politik lima tahunan tersebut.
Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Chumaedy mencermati peta politik di Pilbub Tangerang masih sangat cair. Pasalnya, koalisi parpol belum terbentuk dan bursa kandidat belum mengerucut. Selain Mad Romli, nama-nama yang mencuat semisal politikus Nasdem Chris Indra Wijaya dan Sekretaris Daerah Pemkab Tangerang Rudi Maesyal.
"Kemudian terdapat nama Barhum HS yang merupakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten. Lalu Irvansyah yang juga Ketua DPC PDI-P dan Iskandar Mirsad mantan Sekretaris Daerah. Nama-nama tersebut merupakan kandidat potensial yang secara kalkulasi politik bisa diterima oleh publik," ucap pria yang akrab disapa Memed itu kepada Alinea.id, Sabtu (18/4).
Selama dua periode, tepatnya 2013-2018 dan 2018-2024, Kabupaten Tangerang dikuasai Golkar lewat Ahmed Zaki dan Mad Romli. Dua-duanya ialah kader Golkar. Pada Pilbup Tangerang 2018, tak ada pertarungan politik lantaran Ahmed Zaki-Romli hanya melawan kotak kosong. Pasangan itu meraup 83,7% suara.
Memed memprediksi bakal ada tiga pasang calon yang bertarung di Pilbup Tangerang 2024. Dua pasangan merupakan perwakilan parpol dan satu lainnya dari kalangan independen. Formula kombinasi politisi-birokrat bakal jadi pilihan parpol dalam mengusung kandidat.
"Maksudnya adalah seperti Mad Romli harus merangkul calon wakilnya dari birokrasi. Begitu pun Maesyal Rasyid. Dia harus memikih calon wakilnya berlatar belakang politisi agar dapat menyeimbangkan kepemimpinan," ujar Memed.
Sejauh ini, Memed mencermati baru Mad Romli dan Maesyal yang mulai menggelar safari politik ke berbagai kawasan di Kabupaten Tangerang. Kandidat-kandidat lainnya masih malu-malu. "Selebihnya masih berharap jadi calon wakil bupati," ucap Memed.
Selain kombinasi figur, representasi dukungan dari kekuatan wilayah juga perlu diperkuat para kontestan yang bakal bertarung di Pilbup Tangerang. Kawasan selatan, barat dan utara bakal jadi medan pertempuran utama. Dukungan tokoh masyarakat penguasa tiga wilayah itu kerap menjadi penentu kemenangan di Pilbup Tangerang.
"Jadi, butuh figur yang mewakili kewilayahan dari selatan, barat, utara. Modal yang dibutuhkan adalah modal sosial, modal capital dan modal politik. Ketiga ini menjadi penentu untuk raihan sukses di pilkada ke depannya," ucap Memed.
Sejauh ini belum ada survei terbaru yang digelar untuk merekam elektabilitas para kandidat di Pilbup Tangerang 2024. Survei paling baru digelar lembaga Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), salah satu sister company LSI Denny JA pada Oktober 2023.
Dalam sigi LSKP, Mad Romli unggul dengan elektabiltias 31,9%. Tokoh-tokoh lainnya masih mengantongi elektabilitas di bawah 10%. Pada urutan kedua, ada nama pemilik Rans Entertainment Rafi Ahmad dengan tingkat keterpilihan sebesar 7,88%, diekor politikus PDI-P Mukhlis (4,13%), dan politikus PKB Rano Alfath (4%).
Analis politik dari Universitas Pamulang Yusak Farchan memprediksi Pilbup Tangerang bakal menjadi ajang pertarungan calon yang diusung PDI-P dan Golkar. Berbasis raihan Pileg 2024, DPRD Kabupaten Tangerang didominasi kedua parpol itu.
"Peraih kursi terbanyak Golkar dan PDI-P, masing-masing 9 kursi. Saya kira kedua parpol ini berpotensi menjadi poros utama dalam proses kandidasi atau pencalonan bupati dan wakil bupati," ucap Yusak kepada Alinea.id, Sabtu (20/4).
Total ada 55 kursi di DPRD Kabupaten Tangerang. Untuk mencalonkan kandidat, parpol atau koalisi parpol harus mengantongi 12 kursi di parlemen lokal atau sekitar 20% dari total kursi. Berbasis hasil pileg, tak ada satu parpol pun yang bisa mengusung sendiri kandidat mereka.
"Kabupaten Tangerang tidak akan lepas dari pertarungan antara Golkar dan PDI-P karena masing-masing punya kepentingan untuk mempertahankan basis sendiri. Kalau di pilkada sebelumnya, tidak ada kompetisi karena melawan kotak kosong. Saya kira 2024 akan sengit dan hadir kompetisi yang ketat," ujar Yusak.
Selain figur, Yusak mengatakan, tawaran program bakal jadi penentu kemenangan di Pilbup Tangerang. Isu-isu yang menjadi perhatian publik dan harus dibenahi, semisal pelayanan masyarakat, birokrasi, tingginya ketimpangan sosial dan ekonomi, infrastruktur, dan kinerja badan usaha milik daerah.
"Siapa pun yang bisa menjangkau pemilih dengan beberapa program-program populisnya, saya kira, akan berpotensi akan dipilih masyarakat. Kembali pada kandidat dan parpol itu sendiri. Sejauh mana nanti menghadirkan figur populis yang bisa menjawab isu lokal di Kabupaten Tangerang," ucap Yusak.