Gelaran pilkada di Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat Daya, dan Papua Pegunungan diprediksi bakal berlangsung sengit. Selain tanpa kehadiran petahana, pilkada di empat daerah otonomi baru (DOB) itu juga diramaikan kehadiran banyak pasangan calon.
Di Pilgub Papua Tengah, misalnya, tercatat sudah ada empat pasangan yang resmi mendaftar ke KPU, yakni pasangan Mecky Nawipa-Deinas Geley, John Wempi Wetipo-Ausilius You, Natalis Tabuni-Titus Natkime, dan Willem Wandik-Aloysius Giay.
Serupa, empat pasangan calon juga telah terdaftar di Pilgub Papua Selatan. Mereka ialah pasangan Darius Gewilom Gebze–Petrus Safan, Apolo Safanpo–Paskalis Imadawa, Romanus Mbaraka–Albertus Muyak, dan Nikolaus Kondomo-Baidin Kurita.
Sejauh ini, tercatat ada lima pasangan yang bakal bertarung di Pilgub Papua Barat Daya, yakni pasangan Elisa Kambu-Ahmad Nasrauw, Abdul Faris Umlati-Petrus Kasihiuw, Bernad Sagrim-Sirajudin Bauw, Gabriel Asem-Lukman Wugaje, serta Joppye Onesimus Wayangkau-Ibrahim Wugaje.
Hanya Papua Pegunungan yang minim kandidat. Pilgub di DOB itu hanya bakal diramaikan pasangan Befa Yigibalom-Natan Pahabol serta John Tabo-Ones Pahabol.
Analis politik dari Universitas Nusa Cendana, Yohanes Jimmy Nani menilai munculnya banyak paslon di keempat DOB itu mengindikasikan tak ada figur yang elektabilitasnya dominan. Pertarungan antarkandidat cenderung bakal dinamis lantaran belum ada petahana.
"Setidaknya dengan banyaknya postur politik yang ikut berkontestasi menunjukkan banyak pihak yang ingin berkontribusi terhadap perubahan masyarakat dan ketertinggalan yang masih menjadi momok wilayah itu," ucap Jimmy saat dihubungi Alinea.id dari Jakarta, belum lama ini.
Karena "tak bertuan", menurut Jimmy, hajatan pilkada di empat DOB itu sangat mungkin dimenangkan pasangan calon yang didukung pemerintah pusat atau Gerindra. Apalagi, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang di empat DOB itu pada Pilpres 2024.
"Gerindra sebagai partai penguasa bisa saja punya peluang yang dominan untuk memenangkan pilkada di Papua sepanjang bisa membangun relasi yang kuat secara sosial politik dengan lapisan masyarakat, terlebih khusus menghadirkan solusi terhadap masalah-masalah di Papua," ucap Jimmy.
Meskipun Prabowo-Gibran menyapu bersih empat DOB itu, hasil Pileg 2024 menunjukkan parpol pengusung pasangan itu tak lantas jadi penguasa parlemen lokal. Di Papua Selatan, misalnya, PDI-P jadi pemenang dengan raihah 7 kursi, diekor NasDem (6 kursi) dan Gerindra (5 kursi).
Di Papua Pegunungan, NasDem unggul dengan raupan 11 kursi. Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), pesaing terdekat mereka, sama-sama mengantongi 5 kursi. Di Pilpres 2024, NasDem merupakan salah satu parpol pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Lebih jauh, Jimmy berharap pertarungan politik yang terjadi di empat DOB tak hanya jadi ajang konsolidasi elite politik. Para kandidat wajib menghadirkan solusi-solusi untuk menuntaskan beragam persoalan yang dihadapi masyarakat.
"Harus bisa menjadi bagian yang utuh dari kebutuhan serta permasalahan yang terjadi di daerah tersebut. Pemekaran wilayah hakikatnya dimaksudkan memutus mata rantai pelayanan publik yang rumit dan kemiskinan," ucap Jimmy.
Analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin sepakat pilkada di empat DOB disemarakkan banyak kandidat lantaran belum ada sosok petahana. Ia pun memprediksi pertarungan antar kandidat bakal berlangsung sengit.
Ujang menilai kandidat calon yang berhasil membangun relasi kuat dengan para kepala suku di DOB berpeluang menang. Apalagi, ada daerah yang masih banyak menggunakan sistem noken untuk memutuskan calon yang didukung, seperti di sejumlah daerah di Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
"Karena bagaimana pun budaya Papua dengan provinsi lain beda. Jadi punya ciri khas sendiri, punya kebudayaan sendiri. Oleh karena itu, kalau pilkada menggunakan sistem noken, tinggal bagaimana pendekatan ke ketua atau kepala suku di sana," ucap Ujang kepada Alinea.id, Minggu (22/9).
Ujang juga melihat kemungkinan calon kandidat yang didukung kekuasaan atau Gerindra berpeluang menang di empat DOB itu. Namun, kunci kemenangan tetap bergantung kepada kedekatan para kandidat dengan kepala suku.
"Apakah mampu mendekati kepala-kepala suku dan warga di empat provinsi itu. Bisa saja sapu bersih Gerindra. Yang penting pilkada berjalan dengan objektif, aman, damai, serta berkeadilan," ucap Ujang.