Politikus Partai Golkar Mukhammad Misbakhun mengkritik pidato politik Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang berisi rekomendasi untuk presiden mendatang.
“Apa yang disampaikan AHY terkesan menggurui, karena AHY masih minim pengalaman di bidang politik dan pemerintahan,” kata Muhammad Misbakhun melalui pernyataan tertulisnya yang diterima pada Sabtu, (2/3).
Menurut Misbakhun, rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan AHY untuk presiden mendatang rasanya terlalu prematur, mengingat kontestasi pemilihan presiden saat ini sedang berlangsung. Lebih baik, kata Misbakhun, AHY menyampaikan rekomendasi politiknya kepada capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Apalagi Partai Demokrat adalah partai pengusung capres-cawapres 02," ujarnya.
Menurut Misbakhun, pidato politik AHY di panggung megah yang disiarkan langsung oleh televisi justru mencerminkan kegelisahan Partai Demokrat sebagai pengusung Prabowo-Sandi. Misbakhun menganalisis, pidato AHY memunculkan kesan koalisi pengusung Prabowo-Sandi tak terlalu menggubris partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
“Demokrat ini dulu pernah membawa AHY untuk menjadi cawapres ke partai-partai koalisi tetapi tidak bisa dicalonkan. Sekarang AHY muncul di panggung eksklusif nan megah dan berpidato," tutur Misbakhun.
Menurutnya, ada kemungkinan Partai Demokrat sudah tidak didengarkan oleh partai-partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi, sehingga memaksa mereka harus membuat panggung sendiri.
Lebih lanjut, wakil rakyat asal Pasuruan, Jawa Timur, itu juga menilai isi pidato AHY malah menunjukkan Partai Demokrat tak punya solusi teknis atas berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. Padahal, kata Misbakhun, partai politik seharusnya menjadi alat perjuangan untuk mencapai cita-cita besar rakyat Indonesia.
“Di saat paslon capres dan cawapres sudah bicara biodiesel dan B20, bicara unicorn dan Palapa Ring sebagai infrastrukturnya, Partai Demokrat masih berkutat membicarakan masalah, bukan solusi. Masih sangat umum, global dan jauh dari detail teknis penyelesaian masalahnya,” kata Misbakhun.
Misbakhun menyarankan agar AHY lebih sering bergaul dengan berbagai kalangan ketimbang tampil eksklusif di panggung. Ini diperlukan untuk menempa AHY agar bisa berjiwa besar dalam menyikapi sebuah keputusan politik yang tak selalu menguntungkan diri atau partainya.
Paslon capres dan cawapres saat ini, menurut Misbakhun, adalah putra-putra terbaik bangsa, yang sedang berdiri di panggung rakyat. Sementara SBY terlalu memaksakan untuk mendudukkan AHY sejajar dengan capres-cawapres yang saat ini sedang melakukan konstestasi.
“Mendudukkan AHY yang miskin pengalaman dan rekam jejak untuk merasa pantas menyampaikan rekomendasi kepada presiden yang akan datang, sama saja SBY meletakkan Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'aruf lebih rendah dari AHY,” ujar Misbakhun.