Kurang dari dua bulan lagi, masyarakat Jawa Barat akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur baru. Siapa berpeluang menang?
Riset Alinea.id dari enam lembaga survei yang telah melakukan penelitian pada Pilkada Jabar, menunjukkan hasil yang beragam.
Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi saling berebut elektabilitas. Keduanya disebut berpotensi besar memenangkan Pilgub Jabar.
Tiga lembaga survei menyebut pasangan RINDU yang bernomor urut satu tersebut memiliki elektabilitas tertinggi. Tiga lembaga survei lain menyebut pasangan 2DM berpeluang menjadi jawara.
Indo Barometer, lembaga survei yang terakhir merilis hasil penelitiannya, menyebut pasangan Cagub-Cawagub Ridwan-Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum masih unggul dibandingkan dengan tiga pasangan lainnya.
Berdasarkan pertanyaan terbuka terhadap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, awareness pemilih terhadap pasangan Mochamad Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum mendapatkan suara 17,7%, dan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memperoleh 13,4%. Sedangkan, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu mendapatkan hasil 3,3%, dan pasangan Hasanuddin-Anton Charliyan mendapatkan hasil 0,5%. Pasangan lainnya mendaparkan 14,1%.
"Tidak tahu atau tidak menjawab ada 51%," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari di Jakarta, Kamis (19/4).
Survei Pilkada Jawa Barat ini dilaksanakan Indo Barometer pada 20-26 Maret 2018. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan 1200 responden dengan margin of error sebesar 2,83%, pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka.
Sementara dari simulasi dengan mengunakan surat suara, tingkat keterpilihan pasangan Mochamad Ridwan Kami- Uu Ruzhanul Ulum juga masih tertinggi dengan meraih hasil 36,7%. Selisih 5,4% dengan pasangan Deddy Mizwar -Dedi Mulyadi yang memperoleh dukungan 31,3%.
Kemudian disusul pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang memperoleh haail 5,4%, dan pasangan Hasanuddin-Anton Charliyan 3,4%. Sedangkan pemilih yang tidak menandai apapun di surat suara ada 23,3%.
Dari survei tersebut juga diperoleh alasan utama publik memilih pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur adalah dekat dengan rakyat sebanyak 15,6%, kinerjanya bagus (mampu bekerja) memperoleh 15,3%, berpengalaman ada 14,3%, ingin perubahan lebih baik ada 6,4% dan pasangan cocok ada 5,9%.
Dari hasil survei ini, tambah Qodari setidaknya ada tiga Skenario Pilgub Jawa Barat. "Skenario pertama, pasangan RINDU akan menang, jika RINDU mampu mempertahankan keunggulan suara," kata Qodari.
Sementara skenario kedua, pasangan 2DM akan menang, jika 2DM mampu mengejar ketertinggalan suara. "Dan skenario Kejutan, yakni pasangan underdog yang Menang, pasangan Asyik dan Hasanah," kata Qodari.
Qodari mengatakan kesimpulannya yang didapat hingga saat ini, dari empat pasang calon dalam pilkada mendatang, RK-UU dan DM yang paling memungkinkan menang. "Melihat situasi dan kondisi, yang bersaing itu adalah pasangan Rindu dan DM inilah dua pasang calon dengan kemungkinan menang yang paling besar."
Qodari melanjutkan, terkait perkembangan ke depan akan tergantung pada kerja-kerja politik dari masing-masing calon. Pasalnya, tenggat waktu yang ada masih relatif panjang. "Jadi masih ada bulan April, Mei, dan saya masih tetap menghitung bulan Juni karena pilkadanya ada pada penghujung bulan Juni," kata dia.
Meski mengalami penurunan elektabilitas sebesar 8,1%, jika melihat dari survei sebelumnya pada 20 sampai 23 Januari 2018, yang mencapai 44,8%, Ridwan-UU masih menjadi favorit di Pilkada 2018, disusul duet Dua Deddy.