close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tinggi ataupun rendahnya approval rating Presiden Jokowi dinilai mengatrol elektabilitas Ganjar pada Pilpres 2024. Dokumentasi Pemprov Jateng
icon caption
Tinggi ataupun rendahnya approval rating Presiden Jokowi dinilai mengatrol elektabilitas Ganjar pada Pilpres 2024. Dokumentasi Pemprov Jateng
Politik
Selasa, 09 Mei 2023 15:49

Pilpres 2024: Approval rating Jokowi katrol elektabilitas Ganjar, berikut penjelasannya

"Jika kinerja pemerintah Jokowi ke depan dinilai semakin positif, capres pengusung tema keberlanjutan akan mendapat dukungan lebih besar."
swipe

Kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua disebut berpengaruh terhadap preferensi pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ini terlihat pada elektabilitas calon presiden (capres) dalam hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada April dan Mei 2023.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, menyampaikan, masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi cenderung menginginkan capres yang dapat melanjutkan kebijakan pemerintah saat ini. Pun demikian sebaliknya.

"Jika kinerja pemerintah Jokowi ke depan dinilai semakin positif, maka capres pengusung tema 'keberlanjutan' akan mendapat dukungan lebih besar. Sebaliknya, jika kinerja presiden merosot, maka capres pengusung tema 'perubahan' akan mendapat keuntungan," ucapnya dalam keterangannya, Selasa (9/5).

Dalam riset SMRC pada bulan ini, terang Deni, sebanyak 33% publik menginginkan presiden baru mengubah program Jokowi. Adapun yang mau keberlanjutan 57%. Sebesar 10% sisanya belum menjawab.

Menurutnya, hasil tersebut selaras dengan tingkat kepuasan publik (approval rating) terhadap pemerintahan Jokowi. Sebanyak 64% dari total 78,8% pemilih yang puas dengan kinerja petahana mau calon presiden (capres) 2024 melanjutkan program saat ini.

Kemudian, 61% dari total 18,1% yang tidak puas dengan kinerja pemerintah mau capres yang mendorong perubahan program Jokowi. Adapun capres yang mendapat berkah dari tingginya approval rating Jokowi adalah Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. 

Hasil riset SMRC menyebutkan, 58% responden berkeyakinan Ganjar akan melanjutkan program Jokowi. Hanya 22% yang menilai politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini akan mengubah program. Sementara itu, 19% lainnya belum menjawab.

Lalu, sebesar 47% responden berpendapat Anies Baswedan, yang merupakan capres Koalisi Perubahan, bakal mengubah kebijakan Jokowi jika menjadi RI-1. Yang menjawab melanjutkan hanya 27% dan 26% lainnya tidak menjawab.

Adapun persepsi publik terhadap Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, terbelah. Sebanyak 36% meyakini Menteri Pertahanan (Menhan) itu akan melanjutkan program Jokowi, 39% mengubah program, dan 25% lainnya belum menjawab. 

"Di mata pemilih, 'keberlanjutan' versus 'perubahan' lebih merupakan pertarungan antara Ganjar dengan Anies," ucapnya.

Survei ini digelar pada 2-5 Mei 2023 dengan melibatkan 925 responden yang dipilih dengan metode random digit dialing (RDD). Responden yang dilibatkan pemilih kritis.

Pemilih kritis disebut sebagai pemilih yang memiliki akses lebih baik ke sumber-sumber informasi sosial politik karena mempunyai telepon atau ponsel sehingga bisa mengakses internet untuk mendapatkan informasi.

Mereka umumnya pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Bahkan, cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80%.

Adapun toleransi kesalahan (margin of error) penelitian SMRC sekitar 3,3% pada tingkat kepercayaan 95%.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan