close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Eks penjabat Wali Kota Palembang, Ratu Dewa. /Foto Instagram @ratudewa
icon caption
Eks penjabat Wali Kota Palembang, Ratu Dewa. /Foto Instagram @ratudewa
Politik
Kamis, 01 Agustus 2024 12:50

Pilwalkot Palembang 2024: Saat pilkada tanpa petahana

Pilwalkot Palembang 2024 potensial diramaikan empat pasang kandidat.
swipe

Pasangan Yudha Pratomo Mahyudin-Baharuddin (Yudha-Bahar) resmi mendeklarasikan maju sebagai kandidat di Pilwalkot Palembang 2024. Pasangan itu sudah mengantongi rekomendasi dari Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Deklarasi yang digelar di bawah Jembatan Ampera, Sabtu (27/7). Jembatan Ampera sengaja dipilih sebagai tempat deklarasi karena dianggap ikon Kota Palembang dan pusat ekonomi.

"Di sekitar Ampera masih banyak permasalahan kota, mulai dari kemacetan, kotor, semerawut, keamanan, parkir, fasilitas umum, dan sebagainya. Masalah ini sudah lama, tapi tidak pernah selesai," kata Yudha di hadapan ratusan simpatisan. 

Yudha saat ini menjabat sebagai Ketua DPC Demokrat Palembang. Ia pernah maju sebagai calon wakil Gubernur Sumatera Selatan pada 2018. Adapun Baharuddin saat ini menjabat sebagai Ketua DPD PKS Palembang. 

Selain Yudha-Bahar, Pilwalkot Palembang juga bakal diramaikan pasangan Fitrianti Agustinda dan Nandriani Octarina (Fano). Fitriani ialah Wakil Wali Kota Palembang sekaligus Ketua DPC Nasdem Palembang. Octarina dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses di Palembang.

Ratu Dewa--kandidat Wali Kota Palembang terkuat menurut sejumlah lembaga survei--juga bakal segera mendeklarasikan pencalonannya di Pilwalkot Palembang. Dewa dipastikan bakal maju setelah resmi mundur dari jabatannya sebagai Sekda Palembang.

Dewa bakal berduet dengan Prima Salam, Ketua DPC Gerindra Palembang. "Kita bakal segera menyusul (deklarasi)," ujar Prima kepada wartawan di Palembang, belum lama ini.

Calon lain yang potensial muncul di menit-menit akhir jelang pendaftaran ialah M Hidayat. Ia adalah anggota DPRD Palembang dan Ketua DPD Golkar Palembang. Hidayat digadang-gadang bakal diduetkan dengan Charma Afrianto, pengusaha muda yang juga Ketum Gencar Indonesia.

Analis politik dari Universitas Lampung, Darmawan Purba menilai Pilwalkot Palembang diramaikan banyak kandidat lantaran petahana tak mencalonkan diri. Haryojono, Wali Kota Palembang periode 2018-2023, memilih pulang ke kampung halaman setelah masa jabatannya berakhir.

"Situasi free area memungkin bagi para politisi untuk bersaing secara kompetitif, di mana rivalitas antar kandidat lebih terbuka," ucap Darmawan kepada Alinea.id, Senin(29/7).

Ketiadaan petahana membuka ruang dan memberikan motivasi bagi tokoh- tokoh politik lokal di Palembang maju dalam pilwalkot. Tipologi kota yang multikultural membentuk preferensi politik masyarakat menjadi beragam. Itu tercermin dalam perolehan kursi partai politik di Palembang tersebar cukup merata.

"Konsekuensinya untuk mengusung calon kepala daerah ditempuh melalui koalisi campuran lintas partai. Situasi ini yang turut mempengaruhi elite-elite partai memiliki optimisme dan keberanian untuk bersaing dalam pilkada," ucap Darmawan. 

Sejauh ini, Darmawan berpendapat semua kandidat di Pilwalkot punya keunggulan masing-masing. Yudha-Bahar, misalnya, paling progresif menyiapkan pencalonan mereka. Di lain sisi, Dewa unggul lantaran punya modal sosial karena statusnya sebagai eks penjabat Wali Kota Palembang. 

Meski begitu, Dewa harus bekerja keras untuk mengumpulkan rekomendasi parpol. "Dia (Dewa) kandidat yang memiliki elektabilitas yang tinggi dalam Pilwalkot Palembang ke depan. Tinggal bagaimana koalisi yang mendukung atau mencalonkan beliau itu benar-benar terbentuk," imbuh Darmawan. 

Hasil survei Charta Politika yang dirilis Juni lalu menunjukkan tingkat keterpilihan Dewa di Pilwalkot Palembang mencapai 38,2%.  Fitrianti bercokol di peringkat kedua dengan elektabilitas 23,7%, diekor Yudha Pratomo yang meraup 20,5%. Elektabilitas calon-calon lainnya masih di bawah 2%. 

Darmawan berpendapat kandidat yang berpengalaman di bidang pemerintahan dan dekat dengan pemilih potensial memenangi Pilwalkot Palembang. Modal politik berbasis dukungan partai dan organisasi sosial kemasyarakatan juga jadi faktor penting yang harus dimiliki para kandidat. 

"Terakhir kandidat dengan kepemilikan modal ekonomi akan lebih mudah untuk menggerakkan kegiatan-kegitan yang bertujuan mempengaruhi suara. Kepemilikan ketiga modalitas tersebut akan menjadi penentu kandidat yang akan menang dalam pilkada ke depan," ucap Darmawan. 

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan