close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyambut kedatangan bus KPK di lingkungan Pemprov Semarang, Jawa Tengah, Juli 2024. /Foto Instagram @mbakitsmg
icon caption
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyambut kedatangan bus KPK di lingkungan Pemprov Semarang, Jawa Tengah, Juli 2024. /Foto Instagram @mbakitsmg
Politik
Jumat, 09 Agustus 2024 18:54

Pilwalkot Semarang setelah Mbak Ita "digarap" KPK

PDI-P potensial dikepung koalisi gemuk di Pilwalkot Semarang 2024.
swipe

Meskipun berstatus sebagai petahana yang baru satu periode menjabat, Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu belum punya tiket untuk maju di Pilwalkot Semarang 2024. PDI-Perjuangan hingga kini masih galau mencalonkan perempuan yang akrab disapa Mbak Ita itu. 

Ketua DPC PDI-P Semarang Hendrar Prihadi mengaku masih mencermati dinamika jelang Pilwalkot Semarang. Ia menyerahkan sepenuhnya keputusan terkait kandidat yang bakal diusung di Pilwalkot Semarang ke DPP PDI-P. 

"Saya sudah lapor ke pimpinan terkait dinamika Kota Semarang jelang pilkada serentak ini," ujar Hendrar kepada wartawan di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/8). 

PDI-P punya 14 kursi di DPRD Semarang. Artinya, parpol besutan Megawati Soekarnoputri itu bisa mencalonkan kandidat wali kota sendirian. Belakangan, nama Hendrar Prihadi alias Hendi menyembul sebagai kandidat Wali Kota Semarang. 

Di lain sisi, Mbak Ita tengah dibidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia diduga terlibat dalam korupsi atas pengadaan barang atau jasa di lingkungan Pemkot Semarang 2023-2024. Penyidik KPK sudah beberapa kali "menyambangi" Mbak Ita di Semarang.

Selain terganjal kasus dugaan korupsi, elektabilitas Mbak Ita juga merosot. Survei Indo Barometer menunjukkan elektabilitas Mbak Ita tersalip Alamsyah Setyanegara Sukawijaya alias Yoyok Sukawi. Tingkat keterpilihan Yoyok mencapai 16,5%, sedangkan Mbak Ita hanya mengoleksi 11%. 

Calon lainnya yang potensial diusung adalah Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang Ade Bhakti Ariawan (6,3%) dan Bupati Kendal Dico M Ganinduto 2,8%. Elektabilitas tokoh-tokoh lainnya berada di bawah 2%. 

Sejauh ini, hanya Yoyok yang hampir pasti maju di Pilwalkot Semarang. Anggota DPR RI dari fraksi Demokrat itu sudah mendapatkan rekomendasi dari 6 parpol. Selain Demokrat, dukungan terhadap Yoyok juga mengalir dari PKB, PKS, PAN, NasDem, dan PPP. 

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo, Semarang, Kholid Adib berpendapat Pilwalkot Semarang potensial dihelat tanpa kehadiran petahana. Menurut dia, kasus korupsi yang menjerat Mbak Ita menutup peluangnya untuk kembali maju. 

"Karena Megawati sendiri sebagai Ketua Umum PDI-P selama ini punya semacam prinsip bahwa kader yang sedang terjerat hukum atau potensi untuk dijerat hukum itu tidak akan diusung karena merugikan partai," ucap Adib kepada Alinea.id, Kamis (8/8).

PDI-P, menurut Adib, masih punya banyak kader yang bisa diusung menggantikan Mbak Ita sebagai kandidat Wali Kota Semarang. Ia mencontohkan Hendrar Prihadi dan Bendahara DPC PDI-P Jateng Agustina Wilujeng. 

"Informasi yang kami dapatkan Mas Hendi itu tidak berminat menjadi Wali Kota Semarang. Tetapi, salah satu fatsun di dalam PDI-P itu, kalau sudah mendapat perintah dari Bu Mega, kader tidak boleh menolak. Artinya, di PDI-P sendiri ada cukup banyak kader," jelas Adib. 

Meski mendominasi DPRD Semarang, menurut Adib, PDI-P terancam kalah di Pilwalkot Semarang. Apalagi, koalisi pengusung Yoyok saat ini tengah melobi Gerindra agar bergabung. Sejauh ini, Gerindra masih berkukuh bakal mengusung Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin.

Di lain kubu, Golkar sudah berkoalisi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk mengusung Dico. Namun, koalisi kedua parpol itu hanya mengoleksi 9 kursi. Artinya, koalisi Golkar-PSI harus menggandeng satu parpol lagi supaya bisa mencalonkan Dico. 

Jika pencalonan Dico gagal, menurut Adib, Golkar dan PSI potensial bergabung dalam koalisi parpol pengusung Yoyok. "Dengan Yoyok yang sudah mendapat 6 partai plus Gerindra akan solid. Akhirnya Dico gagal. Itu harapannya Golkar dan PSI bisa masuk sehingga total 36 kursi melawan 14 kursi milik PDI-P," ujar Adib.

Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono membenarkan elektabilitas Mbak Ita melorot setelah KPK menyambangi Pemkot Semarang. Menurut sigi Y-Publica tingkat keterpilihan Mbak Ita turun dari 14,2% menjadi 12,7%. Yoyok cenderung naik, namun tidak signifikan, yakni dari 6,6% menjadi 8,3%. 

Meski begitu, ia menilai Mbak Ita masih berpeluang memenangkan Pilwalkot Semarang jika mendapatkan tiket maju. Selain populer, Mbak Ita diuntungkan karena kuatnya party id PDI-P di Semarang. Selama ini, Semarang dan beberapa kota di Jawa Tengah dikenal sebagai lumbung suara bagi PDI-P. 

"Pada pemilu lalu, (raihan) suara PDI-P (di Semarang) mencapai 264 ribu atau hampir dua kali lipat dari raihan suara Gerindra di urutan kedua. Padahal, pada pemilu lalu, PDI-P sudah berseberangan dengan Jokowi," ucap Rudi kepada Alinea.id, Jumat (8/8). 

Menurut dia, ada perbedaan persepsi antara kader dan simpatisan PDI-P di akar rumput dengan publik terkait kasus korupsi yang membelit Mbak Ita. Mayoritas kader dan simpatisan PDI-P percaya bahwa Mbak Ita tengah dijadikan target operasi politik rezim Jokowi. 

"Ketiga, sebagaimana terpotret juga di survei Indo Barometer, alasan publik memilih adalah pengalaman dan kinerja yang bagus. Itu sama dengan temuan kami bahwa preferensi politik warga Semarang dalam memilih adalah rekam jejak dan pengalaman," ucap Rudi.

Meskipun tak mencalonkan Mbak Ita, menurut Rudi, PDI-P masih cukup kuat di Semarang. PDI-P bisa membangun koalisi dengan parpol lain untuk mengusung kandidat lainnya. Perkara korupsi yang mengganjal Mbak Ita juga tak akan berpengaruh banyak lantaran tingkat kepercayaan publik terhadap KPK tengah berada di tititk terendah. 

"Dalam survei kami, kepercayaan terhadap KPK hanya beda tipis dengan DPR di papah bawah. Padahal. dulu tingkat kepercayaan terhadap KPK merupakan yang tertinggi. Jadi, agak sulit bagi publik untuk menjadikan isu korupsi sebagai preferensi politik," ujar dia. 

 

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan