close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto memberikan paparan dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Jakarta, Rabu (21/11/2018). Acara tahunan yang bertajuk
icon caption
Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto memberikan paparan dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Jakarta, Rabu (21/11/2018). Acara tahunan yang bertajuk "Connectivity is Key" ini bertujuan untuk membahas mengenai kebijakan ekonomi yang akan mempenga
Politik
Kamis, 29 November 2018 19:37

PKB: Orang NU dukung Prabowo-Sandi hanya segelintir

KH Ma’ruf Amin faktor mayoritas NU dukung paslon nomor urut 01.
swipe

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lukman Edy, mengatakan hanya segelintir orang Nahdlatul Ulama yang mendukung calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Terkait hal tersebut, Lukman tak mempermsalahkan pihak yang mendukung pasangan dari nomor urut 02 tersebut.

“Kalau ada satu atau dua cucu pendiri NU (Nahdlatul Ulama) itu bagian dari demokrasi. Tetapi kan jumhur ulama (mendukung) Jokowi-KH. Ma’ruf Amin,” kata Lukman di Posko Cemara, Jakarta pada Kamis, (29/11).

Lukman menjelaskan, sebagian besar keluarga NU baik yang berasal dari cucu atau keluarga pendiri bahkan turunan ideologis NU yang meneruskan perjuangan tetap memberikan dukungan kepada pasang capres dan cawapres Jokowi-Maruf. 

Sementara dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya diberikan oleh minoritas warga Nahdlatul Ulama. Bahkan, kata Lukman, sangat minoritas karena hanya satu atau dua orang saja.

Adapun dari segi ketokohan, ulama yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun bukanlah tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama mainstream. Dengan demikian, dukungan kepada KH Maruf Amin tidak tergoyahkan.

Lebih lanjut, wakil direktur bidang saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf itu pun mengklaim faktor mayoritas dukungan kepada paslon nomor 01 alasannya cukup sederhana, yakni karena faktor KH Ma’ruf Amin.

Menurutnya, KH Ma’ruf Amin sebagai Rais Aam PBNU lantaran memiliki peranan sebagai pimpinan tertinggi secara struktural dan kultural. Untuk menjadi seorang Rais Aam PBNU, selain pimpinan syarat lainnya pun tidak mudah. 

“Rais Aam itu misalnya harus memiliki pondok pesantren dan pondok pesantren itu mempunyai jejaring yang luas. Dengan seperti itu saja, garis keturunan pendiri NU lebih banyak di kubu Jokowi-Maruf,” ujarnya. 

Hal itu pun diperkuat berdasarkan hasil lembaga survey yang sebagian besar konstituen NU lebih banyak memberikan dukungannya kepada Jokowi dibandingkan Prabowo. 

“Kalau Muhammadiyah masih imbang (dukungannya) antara kubu sana (Prabowo), dengan kubu sini (Jokowi). Tetapi untuk NU solid lah,” ujarnya. 

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan