Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, kepemimpinan nasional ke depan harus bisa memberikan harapan baru di tengah berbagai krisis, akibat pandemi Covid-19.
Jika sebelumnya ada gagasan Poros Partai Islam, kata Jazilul, partainya menawarkan konsep koalisi atau poros baru dengan istilah Poros Harapan Baru.
"Kalau bicara soal poros, apapun jenis porosnya PKB akan gunakan nama Poros Harapan Baru. Kami ingin ke depan ini ada sesuatu yang baru, sesuatu yang memberikan harapan baru di tengah pandemi, memberikan solusi di atas semua krisis," kata Jazilul Fawaid dalam keterangannya, Rabu (2/6).
Menurut Jazilul, pascapandemi Covid-19, Indonesia mengalami berbagai krisis mulai krisis kesehatan, ekonomi, dan lainnya yang membutuhkan penanganan dan perhatian serius dari seluruh elemen bangsa. Alasan itulah, mengapa perlu ada harapan baru bagi masyarakat.
"Kalau soal figur capresnya siapa, nanti kami bahas bersama partai koalisi. Kalau parpol A sepakat, parpol B sepakat, jadi itu barang," jelasnya.
Jazilul mengatakan, saat ini PKB juga sudah memulai langkah pemenangan menghadapi Pemilu 2024, terutama bagaimana partainya bisa menambah perolehan kursi di legislatif.
"Sudah jalan dengan cara kami. Tetapi kalau yang dimaksud jalan itu harus pasang baliho dan lainnya, kami belum. Pilpres ini masih jauh, Belanda masih jauh,” tuturnya.
PKB memiliki pengalaman panjang di pemerintahan karena sejak era Reformasi selalu berada dalam pemerintahan atau di pihak yang menang. Namun, bicara Pemilu 2024 di mana pilpres dan pileg digelar bersamaan maka PKB juga punya kepentingan untuk mendapatkan coattail effect atau efek ekor jas dalam pencapresan bagi perolehan suara partai.
"Ini juga menjadi bagian yang harus dipikirkan dari langkah pemenangan. Sekarang ini yang ramai kan di lembaga survei, bukan di partai. Tetapi saya akui bahwa kader-kader PKB di bawah juga mendesak untuk mengusung calon sendiri karena lembaga-lembaga survei ini mulai ribut, kemudian jadi pemberitaan maka kader di bawah juga mulai ramai. Padahal sebenarnya parpol masih adem ayem," katanya.
Menurut dia, fokus PKB hari ini adalah bagaimana di pileg nanti bisa mendapatkan tambahan suara.
”Soal siapa calon presidennya, itu juga satu variabel. Makanya variabel elektabilitas itu hanya satu variabel kecil dari orang untuk menjadi calon presiden. Masih ada variabel waktu yang cukup panjang, untuk apa buru-buru? Yang jelas PKB sudah fokus dan sudah tahu siapa yang akan menang nanti, sudah ada di kantong dengan informasi ‘langit’ karena kalau di PKB ada variabel spiritual, variabel X, itu yang tidak dibaca oleh lembaga survei," pungkasnya.