Setelah menyodorkan sembilan nama, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali ngotot meminta jatah posisi calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKS Mardani Ali Sera mengatakan koalisi yang dibangun antara PKS dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dinilai cukup sebagai tiket berlaga pada Pilpres 2019. Keduanya telah memiliki 113 kursi atau 20,17%, memenuhi syarat ambang batas pengajuan calon dalam Pilpres 2019.
Legislator fraksi PKS ini optimistis calon wakil presiden yang akan dipilih oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto adalah salah satu dari sembilan nama yang telah disodorkan PKS.
Dia menjelaskan, desakan PKS kepada Gerindra agar segera mendeklarasikan Cawapres pendamping Prabowo diproyeksi bakal mendongkrak elektabilitas. Tingginya tingkat keterpilihan Joko Widodo sebagai calon petahana membuat usulan deklarasi Cawapres PKS kian mendesak.
"Kenapa PKS ngotot pengen sekarang? Karena penantang itu berat, apalagi tadi keliatan elektabilitas pak Jokowi, kepuasan publik. Gerak dari sekarang. Kalau sudah deklarasi itu akan naik trennya. Dan kita ingin mendidik masyarakat tidak beli kucing dalam karung," katanya, Kamis (3/5).
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia baru saja merilis riset elektabilitas Capres 2019. Hasil riset yang digelar Maret 2018, Jokowi memperoleh elektabilitas 60,6% dan Prabowo 29%.
Hasil survei elektabilitas itu membawa angin segar bagi kubu Prabowo. Sebab, survei digelar 11 hari sebelum Prabowo menerima mandat dari kader Gerindra untuk berlaga pada Pilpres 2019.
Mardani menjelaskan, tingkat keterpilihan Prabowo terbilang tinggi pada survei yang dirilis Indikator Politik. Padahal, Prabowo belum mendeklarasikan pendampingnya sebagai Cawapres.
“Kalau sudah deklarasi itu akan naik trennya. Kami yakin,” ujar Mardani.
Bagi PKS, kata dia, koalisi yang dibangun antara Gerindra dan partainya tidak perlu menunggu partai lain untuk bergabung. Jumlah kursi yang dimiliki kedua partai sudah mencukupi syarat minimum tiket Pilpres 2019.
Meski demikian, dia tidak menampik kemungkinan akan berkoalisi dengan partai lain sebagai pengusung Prabowo. Namun, dia menginginkan agar koalisi Gerindra dan PKS jauh lebih aktif untuk menggenjot elektabilitas.
"Kami sebenarnya besar kecil (koalisi) monggo ya, tetapi jangan nunggu gitu loh. Nunggu yang tidak pasti itu rugi, gitu loh. Yang sudah pasti itu Gerindra PKS cukup gitu," tuturnya.
Hasil survei Indikator Politik juga menunjukkan elektabilitas Gerindra melonjak selaras dengan kenaikan keterpilihan Prabowo. Sebaliknya, PKS justru merosot sebagai partai pendukung Prabowo.
Turunnya elektabilitas PKS dinilai oleh Mardani lantaran Prabowo belum kunjung mendeklarasikan Cawapres yang disodorkan oleh PKS. Deklarasi Capres-Cawapres diproyeksi bakal mendongkrak calon-calon kepala daerah yang diusung PKS dan Gerindra pada Pilkada 2018.
"Karena memang belum diumumkannya pasangan. Kalau sudah diumumkannya pasangan capres-cawapres PKS naik," kata dia.