Anggota Komisi II DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangka tujuh staf khusus (stafsus) dari kalangan milenial sebagai sebuah pemborosan. Apalagi, Jokowi saat ini telah dibantu oleh Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dalam merumuskan kebijakan pemerintah.
"Mungkin, menurut Presiden, tujuh orang ini punya kapasitas. Ya, menurut saya, enggak masalah. Yang saya permasalahkan jumlah stafsus yang banyak ini. Tupoksinya apa? Roadmap pekerjaannya seperti apa?" kata Mardani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/11).
Lebih jauh, Mardani menyayangkan jika tugas status milenial Jokowi nantinya sama dengan tupoksi KSP. Ia menilai, para stafsus milenial itu potensial hanya jadi aksesoris di lingkaran Istana.
"Kalau enggak ada tupoksi yang jelas, pendapat saya, ini aksesoris dan sayang. Orang-orang bagus jadi aksesoris kan sayang. Padahal, mereka bisa lebih dari itu," jelas Mardani.
Mardani mengatakan, PKS akan mengawasi kinerja para stafsus muda Jokowi itu. Jika dalam seratus hari mereka tidak menunjukkan kinerja yang ciamik, Mardani mengatakan, patut diduga penunjukan mereka hanya sebatas bagi-bagi kue kekuasaan.
"Saya pada posisi tunggu (apakah dalam) seratus hari mereka kerjanya bagus atau tidak. Kalau tidak bagus, berarti oligarki. Dipilih bukan karena kapasitas, tapi karena kedekatan. Padahal, kita sedang memberantas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) gitu," ujar dia.
Presiden Jokowi memperkenalkan tujuh staf khusus presiden baru yang berasal dari kalangan millenial kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11) sore. Menurut Jokowi, ketujuh anak muda itu akan menjadi teman diskusi dirinya.
Ia berharap para staf Khusus nantinya memberikan gagasan-gagasan segar yang inovatif. "Sehingga bisa mencari cara-cara baru, cara-cara yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan negara," kata Jokowi.