Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al Jufri, menegaskan bahwa partainya bersikap realistis dalam menghadapi Pemilihan Umum pada 2024.
Ini disampaikan salim saat menanggapi beberapa pertanyaan wartawan terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Jumat (29/10/2021).
“Kita harus realistis, mau maju harus 20%, kita cuma 8%. Tapi kalau penokohan harus, karena tujuan adanya partai politik memang untuk berkuasa, memimpin, membuat platform dan wujudkan kepentingan rakyat, dan kalau sudah berhasil, wujudkan jangan tidak menepati janji,” ujar Salim kepada awak media di kawasan Polonia, Jakarta Timur.
Mantan Menteri Sosial itu melanjutkan, partainya tidak akan gegabah dalam dukung-mendukung pada pilpres mendatang. “Kalau pilpres nanti kita liat kita tidak buru-buru, mumpung sekarang masih pemanasan, mungkin di penghujung 2022 sudah mulai kelihatan petanya,” lanjutnya.
Ia kemudian menjelaskan, latar belakang didorongnya ia menjadi tokoh nasional dalam kaitannya dengan 'pencapresan' pada Pemilu 2024 berdasarkan hasil Musyawarah Majelis Syuro DPP PKS.
"Cuma di PKS harus fair kalau dalam waktu tertentu elektabilitasnya tidak naik, ya diganti dengan tokoh lain. Di PKS fleksibel siapa tokoh yang elektabilitasnya bagus dia yang didorong untuk penokohan, tapi memang penokohan itu hanya satu orang, bukan pencapresan tapi penokohan,” jelasnya dalam keterangan DPP PKS.
Ia kemudian menyampaikan harapannya, bahwa siapapun yang nanti yang terpilih memimpin negeri ini agar memperhatikan rakyat kecil untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera.
"Tanpa memperhatikan mereka rasanya sulit mewujudkan Indonesia yang sejahtera, negara kita gemah ripah loh jinawi,” ucap Salim.