Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menegaskan partainya bakal berdiri bersama Partai Gerindra di barisan oposisi. Mardani mengatakan, keberadaan oposisi yang kuat dibutuhkan demi menjaga kinerja pemerintah ke depan.
"Kalau resminya menunggu musyawarah Majelis Syuro PKS, tetapi saya pribadi inginnya oposisi kritis dan konstruktif. Itu pilihan paling rasional dalam kondisi sekarang," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/7).
Mardani mengatakan, PKS sudah mengakui kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 dan tak akan mempersoalkannya lagi. "Kita sama sama mencintai negeri, tetapi tidak dengan bersama dalam koalisi tapi itu menjadi oposisi yang kritis dan konstruktif," kata dia.
Lebih jauh, Mardani mengaku optimistis bisa membangun oposisi yang kuat di parlemen bersama Gerindra. Apalagi, PKS dan Gerindra sudah sering berkolaborasi di level pilkada. Di sisi lain, PKS pun mengundang partai-partai pendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 bergabung di barisan parpol oposisi.
"Harapannya bukan sama dengan Gerindra, rekan-rekan dari PAN, Demokrat, Berkarya yang selama 9 atau 10 bulan sudah membangun chemistry, mari kita lanjutkan (koalisi)," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, arah politik Partai Demokrat bakal ditentukan pada 10 Juli atau tepat sehari setelah perayaan 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono. Menurut dia, Demokrat hingga kini masih terus menampung aspirasi dari kader-kader di daerah.
"Per hari ini, ada yang mau minta di oposisi saja atau di luar (pemerintahan). Ada juga yang mau seperti yang sekarang (berada di tengah sebagai penyeimbang). Ada juga berpendapat bagus juga kalau bersama-sama," kata Hinca.
Namun demikian, Hinca mengatakan, partainya telah menawarkan 14 program prioritas kepada Jokowi. "Jika Jokowi berkenan dengan 14 program itu, tentu menarik didiskusikan (wacana koalisi) karena menjadi selaras dengan tujuan partai," katanya. (Ant)