Surat Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang dikirim dari Singapura mengomentari kampanye Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno diakui PKS berdampak pada kondisi koalisi. Meski begitu, PKS yakin Partai Demokrat tidak sampai pada keputusan keluar dari koalisi.
Ketua DPW PKS Jawa Timur, Arif Hari Setiawan menilai kritikan SBY merupakan haknya sebagai pimpinan parpol. Maka, ia meminta agar menghormatinya.
Arif mengaku semua parpol yang tergabung dalam koalisi pasangan Prabowo-Sandi sudah berusaha memadukan berbagai pandangan dan kepentingan ketika hendak berkampanye di depan publik.
"Kami semua sudah berusaha memadukan berbagai pandangan kepentingan. Tetapi kemudian mencapai yang ideal dalam koalisi agak susah," kata mantan Anggota DPRD Jatim itu.
Arif mengatakan, kritikan SBY terhadap kampanye akbar Prabowo bisa membawa dampak. Kata Arif, pengaruhnya ada plus minus.
PKS pesimis jika Partai Demokrat akan hengkang dari pasangan nomer 02, dan loncat ke pasangan Jokowi-Ma'ruf seperti yang diprediksi sejumlah kalangan.
PKS menilai hak SBY untuk menyampaikan catatan tentang hal yang ada, mengingat parpol koalisi sangat terbuka untuk menerima kritikan.
Sementara itu, demi memenangkan pemilu baik pilpres maupun pileg, PKS mengandalkan keterlibatan kader dan simpatisan. Plus, membidik pemilih milineal dan memaksimalkan Garuda PKS Muda yang tergabung dalam caleg-caleg muda PKS.
“Dari suara yang kami targetkan, 30% diantaranya dari millenial. Lalu, 40% adalah emak-emak,” ujarnya.
Arif mengimbau agar kaum milenial tidak anti politik. Sebab, kaum milenial harus menyadari tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan.