close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi drama politik Indonesia. Alinea.id/Dwi Setiawan
icon caption
Ilustrasi drama politik Indonesia. Alinea.id/Dwi Setiawan
Politik
Rabu, 08 November 2023 21:23

Politik Indonesia lagi banyak drakor: Pemain utamanya adalah...

Tema utama pada drama Korea yakni seputar persahabatan, kekeluargaan, dan cinta.
swipe

Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan menarik saat puncak perayaan HUT Ke-59 Partai Golkar pada Senin (6/11). Dia menyebutkan, keinginan parpol untuk menang itu biasa dan wajar. Tetapi harus tetap menunjukkan demokrasi berkualias yang tidak memecah belah, saling menjelekkan, dan fitnah. 

Presiden Jokowi juga menyebut, kalau demokrasi harus membangun dan menghasilkan solusi terhadap masalah bangsa dengan menghasilkan strategi untuk kemajuan bangsa. Sampai di situ, pernyataan Jokowi masih normatif dan menunjukkan sikap kenegarawan.

Tetapi setelah itu, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan yang menarik. Dia menyebutkan, kalau pada akhir-akhir ini terlalu banyak drama yang muncul. 

"Terlalu banyak drakornya. Terlalu banyak sinetronnya. Mestinya pertarungan gagasan. Pertarungan ide. Bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot kita semua. Tidak usah saya teruskan nanti ke mana-mana," kata dia dalam keterangannya yang dipantau online, Rabu (8/11). 

Pada akhir pernyataannya, Jokowi sempat mengingatkan kepada semua pihak, agar yang menang jangan jumawa. Kalau kalah jangan murka. Setelah berkompetisi dan rukun kembali. Apalagi, ini merupakan pertandingan antaranggota keluarga, antarsesama anak bangsa yang ingin membangun Indonesia.

Apakah benar yang dikatakan Presiden Jokowi kalau situasi politik sekarang banyak drakornya? Tentunya kita harus mengetahui apa itu drakor. Mengutip dari wikipedia, drama Korea (disingkat drakor) adalah seri televisi dengan bahasa Korea, umumnya dibuat di negara Korea Selatan. Tema utama pada drama Korea yakni seputar persahabatan, kekeluargaan, dan cinta, yang memadukan nilai-nilai tradisi Konfusianisme dengan materialisme dan individualisme ala Barat.

Kemudian, kita juga harus cek apa saja pemberitaan terkait pemilu yang menjadi tren pada pada 30 hari terakhir. Ini tentunya terkait dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan 'akhir-akhir ini terlalu banyak drama yang muncul'.

Data itu bisa didapatkan secara bebas di Google Trends. Hasilnya, dalam 30 hari terakhir, topik Gibran Rakabuming Raka-Wali Kota Surakarta berada di urutan ke-6 di Google Trends. Diikuti topik Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia-Pengadilan, diurutan ke-8. Di urutan ke-11 ada topik Megawati Soekarnoputri-mantan Presiden Indonesia. Urutan ke-12 soal Mahfud MD-Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan-partai politik ke-16, Prabowo Subianto-Menteri Pertahanan ke-17. Erick Thohir ke-18, Presidential nominee ke-19, dan PDI Perjuangan ke-20.

Lantas seperti apa komentar pengamat soal itu? Pengamat politik dari UI Cecep Hidayat malah menyayangkan pernyataan Presiden Jokowi. Apalagi di tengah situasi dan kondisi politik yang semakin dinamis dan panas.

"Selanjunya kalau dikatakan sebuah drama, maka pasti ada sutradara dan pemain. Siapa saja yang memainkan drama? Berperan menjadi sutradara, pemain, dan sebagainya!" kata dia saat dihubungi Alinea.id, Rabu (8/11).

Jika melihat situasi politik yang sekarang terjadi, masyarakat dipertontonkan soal putusan MK soal batas usia capres dan cawapres, keluarga Presiden Jokowi menjadi cawapres Prabowo, serta curhat PDIP yang merasa ditinggalkan Presiden Jokowi.

Kemudian jika melihat kondisi politik dalam konteks drakor, maka besar kemungkinan peristiwa dan kejadian sekarang, bukanlah kebetulan atau tiba-tiba. Melainkan, ada skenario yang disutradarai oleh orang ahli. Di mana jika skenario utama gagal, sutradara telah mempersiapkan skenario cadangan. 

"Jadi bisa kita duga kalau pemain utamanya adalah Presiden Jokowi itu sendiri. Pemain pembantunya adalah Gibran Rakabuming Raka dan Anwar Usman," tutur dia.

Lantas siapa sutradaranya? Cecep mengaku harus meneliti lebih lanjut soal itu. Tetapi yang jelas, Presiden Jokowi sudah memainkan perannya dengan sangat baik. 

Pernyataan hampir senada dikatakan analis dan pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago. Dia malah khawatir kalau politikus di negara ini sedang senang memainkan drama. Padahal, hal itu bakal menyebabkan masyarakat tidak bisa lagi memegang omongan politikus dan bahkan Presiden Jokowi.

Dia juga merujuk pernyataan Anwar Usman pada hari ini yang dianggapkan sedang memainkan drama. Di mana Anwar Usman seolah-olah menjadi korban dari putusan MKMK. Padahal, Anwar Usman sangat jelas dan meyakinkan merupakan aktor utama dari lolosnnya putusan MK atas perkara Nomor 90.PUU-XXI.2023 yang kemudian membuka ruang bagi Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres.

"Jadi, kita nikmatin saja drama ini. Kita lihat seperti apa ujungnya," kata dia.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan