close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Politikus PAN Intan Fauzi. Foto Intan Fauzi
icon caption
Politikus PAN Intan Fauzi. Foto Intan Fauzi
Politik
Selasa, 03 Januari 2023 16:10

Politikus PAN nilai proposional tertutup bakal rugikan caleg perempuan

Intan optimistis dengan sistem proporsional terbuka murni, keterwakilan perempuan di parlemen 30 persen akan terwujud.
swipe

Politikus PAN Intan Fauzi menyatakan penerapan sistem proporsional terbuka di pemilihan legislatif (pileg) 2024 masih sangat relevan. Menurutnya, model proposional tertutup justru akan merugikan perempuan.

"Berkaca pada pemilu sistem proporsional tertutup, caleg perempuan seringkali ditempatkan di nomor urut buntut, setelah petahana legislator, pengurus harian partai, dan kalangan elite partai," ujar Intan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/1).

Menurut Intan, sistem proporsional terbuka memenuhi prinsip demokrasi yang amat mendasar yakni pengakuan kedaulatan rakyat maupun prinsip persamaan di hadapan hukum. "Oleh karena itu masih sangat relevan diterapakan di Pemilu 2024," kata Intan.

Intan menerangkan, dalam sistem proporsional terbuka, semua kader memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Menurut Intan, hal itu sangat tepat bagi caleg perempuan untuk ikut berkompetisi mendapatkan simpati di masyarakat.

Intan lantas menyinggung affirmative action pada UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017 yang mewajibkan pengajuan daftar calon oleh partai politik pada setiap dapil harus memenuhi 30% keterwakilan perempuan dengan penempatan minimal 1 perempuan dari 3 nama calon legislatif di pemilu terbuka.

"Sistem proporsional terbuka adalah solusi tepat untuk memenuhi keterwakilan 30 persen perempuan di parlemen, tanpa mencederai hak masyarakat untuk menentukan wakil-wakilnya di parlemen," kata anggota Komisi IV DPR ini.

Lebih jauh, Intan menyebut caleg yang takut dengan pemilu sistem proporsional terbuka hanyalah pihak-pihak yang khawatir tidak cukup sanggup menarik hati rakyat sebagai pemegang kedaulatan.

Intan optimistis dengan sistem proporsional terbuka murni, keterwakilan perempuan di parlemen 30 persen akan terwujud, dan dirinya pun bangga karena hasil pemilu merupakan pilihan masyarakat, bukan semata pilihan partai.

"Dengan sistem proporsional terbuka, semua caleg diberi panggung yang sama untuk berkompetisi. Tidak ada privilege bagi caleg. Semua bisa bertarung bebas. Dan saya akui, sistem proporsional terbuka ini membantu para kader perempuan meraih kursi di DPR. Semua para caleg satu partai juga berkompetisi. Jadi, para caleg benar-benar berjuang meyakinkan masyarakat menjadi calon wakil rakyat yang potensial dari setiap partai," tandasnya.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan