Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan akan tetap bersikap netral dalam kegiatan politik pada Pemilu 2019.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menegaskan sikap Muhammadiyah ini menjadikan organisasi besutan KH Ahmad Dahlan, sebagai rumah besar untuk semua anggota yang berbeda partai dan afiliasi.
"Dalam sejarahnya, Muhammadiyah tidak pernah mengalami tekanan dan tidak bisa ditekan," katanya kepada reporter Alinea.id, Kamis (22/11).
Dia pun menjelaskan kepemimpinan Muhammadiyah bersifat kolektif kolegial, dengan segala keputusan diputuskan melalui musyawarah.
Berkenaan dengan anjuran mantan Ketua Umum Muhammadiyah Amien Rais, yang meminta Muhammadiyah mendukung salah satu kandidat di Pilpres 2019, Abdul mengatakan Amien sebenarnya memahami kepribadian Muhammadiyah. Dia pun menyatakan, Amien merupakan tokoh Muhammadiyah yang sangat dihormati.
"Sebagai seorang yang pernah menjadi ketua umum PP Muhammadiyah beliau paham betul kepribadian Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah," ujarnya.
Terlebih lagi, Amien pernah menulis Lima Doktrin Muhammadiyah, yang salah satu isinya adalah tidak berpolitik praktis.
"Beliau pula yang mengatakan Muhammadiyah tidak berpolitik kepartaian dan kekuasaan (low politic), tetapi politik adiluhung (high politic)," tegasnya.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menjelaskan, organisasi Muhammadiyah tetap bersifat netral di tahun politik ini.
"Yang netral itu adalah organisasinya, kalau anggotanya tidak boleh tidak bersikap," katanya.
Berkenaan dengan ketegasan berpolitik Muhammadiyah, Anwar yakin warga Muhammadiyah telah memiliki sikap masing-masing. Apalagi warga Muhammadiyah merupakan orang-orang yang terdidik.
Maka itu, kata dia, tidak mudah mempengaruhi sikap warga Muhammadiyah, karena mereka telah memiliki pandangan tersendiri. Namun ia tak memastikan pandangan warga Muhammadiyah yang dimaksud.
"Tidak mustahil adalah sama dengan pandangan pak Amin Rais itu sendiri," katanya.