Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di sela-sela acara The Economist.
Direktur Hubungan Internasional Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Irawan Ronodipuro mengatakan, pertemuan tersebut bagian dari kegiatan Prabowo Subianto selama dua hari di Singapura.
"Agenda pertemuan dengan PM Loong ini juga belum lama dibuat. Sebagai salah satu sahabat Prabowo, tentunya PM Loong menyambut langsung saat Prabowo ke Singapura," ujarnya, Senin (26/11).
Irawan menjelaskan, pada Selasa (27/11), Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra akan menjadi pembicara utama pada acara The World in 2019 Gala Dinner di Singapura.
Acara itu menurut dia, diselenggarakan The Economist, sebuah majalah yang berpusat di London, Inggris yang populer dan paling terpercaya bagi para pemimpin dan pengambil keputusan dunia dalam ulasannya mengenai isu sosial, ekonomi, dan politik global.
Irawan mengatakan, Prabowo diundang untuk memaparkan pandangan strategis dalam upaya memajukan bangsa Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Komunitas pengambil keputusan internasional ingin mengetahui lebih lanjut pandangan strategis Prabowo dalam membawa Indonesia menjadi negara berdaulat yang bisa berkontribusi untuk perekonomian global," ujarnya.
Dia menjelaskan, salah satu strategi yang akan menjadi titik berat Prabowo adalah kemampuan Indonesia untuk menyediakan pasokan bioenergi untuk keperluan global dengan ada nya 10 juta hektar lahan degradasi yang bisa diolah kembali untuk menghasilkan bioenergi.
Sementara itu, dalam Instagram-nya, PM Lee Hsien Loong dengan bangga juga mengunggah pertemuannya dengan Prabowo. Loong juga tidak segan mendoakan sahabatnya yang akan maju dalam kontestasi Pilpres 2019.
Kontrak Sandiaga Uno
Secara terpisah, calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno di hadapan ratusan para petani tebu di Lumajang, Minggu (25/11), menyatakan kondisi petani sekarang harus diperbaiki.
"Pemerintah seharusnya hadir dan melindungi para petani, bukan membuka keran impor yang merugikan petani," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis.
Sandiaga diminta tanda tangan kontrak politik dengan petani tebu itu, setelah membaca kontrak tersebut. "Setelah saya baca, saya akan langsung tanda tangan. Di sini juga, di hari ini di hadapan para petani," ujarnya pula.
Ada tujuh poin yang diminta para petani tebu untuk dibenahi, yaitu stop impor gula seperti yang dilakukan rezim sekarang, dan siap memberantas mafia pangan utamanya sektor gula, subsidi pupuk, alat-alat pertanian, revitalisasi pabrik gula pelat merah, memberikan kredit lunak dan ringan pada petani tebu, dan menghapus monopoli penjualan gula serta memperbaiki tata niaga gula.
Sudah tiga hari pasangan Prabowo Subianto ini berada di Jawa Timur, dan semua petani mengeluh rendahnya harga jual, pupuk mahal, serta ketidakhadiran pemerintah dalam masa-masa sulit mereka.
"Di Batu saya bertemu Pak Agus Sayur soal anjlok harga tomat, di Jambuwer Pak Kresna yang juga mengeluhkan turun harga kopi, dan kini para petani tebu di Lumajang. Insya Allah kami akan memperbaiki semuanya, termasuk kontrak politik kepada para petani tebu. Insya Allah kami wujudkan kembali swasembada pangan," kata Sandiaga.
Sebelumnya, salah satu petani Tebu M Ridwan mengaku panen tebu beberapa tahun ini berakhir tragis, biaya produksi tanam dengan harga jual sangat jauh rentangnya.
"Kami rugi besar. Kalau Pak Sandi bilang ingin memakmurkan petani saya salut. Tapi perjuangannya harus lebih ekstra pak. Melawan importir, mafia pangan, tata niaga, kalau Pak Sandi bisa dan bersedia menandatangani kontrak kami siap mendukung bapak," kata Ridwan.