Capres-cawapres 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menegaskan tetap akan berada di jalur oposisi hingga 5 tahun ke depan.
Sandiaga Uno mengaku belum memikirkan keterlibatannya di dalam kabinet presiden terpilih Joko Widodo. Pasalnya ia masih mempertimbangkan untuk tetap berada di luar pemerintahan alias opososi, lantaran dipandangnya lebih terhormat.
Hal itu disampaikan Sandi saat bertemu dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir dalam acara Gerakan Milenial Indonesia (GMI) "Young Penting Indonesia" di Kemang Village, Jakarta Selasa, Sabtu (13/7).
"Saya terhormat jika ada kesempatan untuk menjadi opososi. Mengawasi kinerja pemerintahan," kata Sandi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, sebagai oposisi juga memiliki peran penting untuk membangun bangsa Indonesia. Pasalnya, ia memiliki prinsip untuk tetap setia terhadap masyarakatnya di Pilpres 2019.
"Sebagai orang yang komit terhadap demokrasi, kami harus berani menelan pil pahit. Kami harus yakin prinsip mereka meski belum dipilih masyarakat kita setia mengawal pembangunan ini sebagai oposisi," ujarnya.
Tak hanya itu, dalam kesempatan itu pula, Sandi juga menekankan pentingnya peran generasi milenial di masa depan. Ia mengatakan, generasi milenial yang jumlahnya lebih kurang 86 juta orang telah memperlihatkan potret yang positif bagi persatuan.
"Jadi anak muda sudah memberikan keteladanan, terima kasih teman-teman GMI dan kita menunjukkan suatu kedewasaan bahwa perbedaan ini tak perlu berlarut-larut dalam bingkai permusuhan," katanya.
Senada, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto juga menegaskan untuk mengambil jalur oposisi. Dia mengungkapkan hal itu saat bertemu Presiden terpilih Jokowi.
"Kita siap membantu jadi apa saja, oposisi siap, check and balance siap, yang penting negara kita kuat," kata Prabowo singkat di depan pintu keluar FX Senayan.
Bangun ekonomi
Sementara itu, Erick Thohir dan Sandi sepakat jika anak muda mesti menjadi motor penggerak ekonomi, lantaran populasinya terbilang potensial.
"Masa depan 83 juta milenial ini ditangan milllenial sendiri, 34% dari populasi kita milenial. Sudah saatnya milenial mengambil peran mau itu di pemerintahan, kalau saya bilang teman-teman GMI. Kita ambil posisi yang terus mendorong kemajuan bangsa kita," kata Sandi.
Namun, Erick Thohir menekankan, agar generasi muda tak semuanya terjun ke politik. Sebab, banyak bidang yang perlu diisi dan dikembangkan untuk menyongsong Indonesia Emas pada Tahun 2045.
"Jangan semuanya lah (ke politik). Tadi Bang Sandi juga bilang jangan semua anak muda terjebak di politik. Politik adalah suatu jalur, tapi pengusaha jalur juga, profesional jalur juga, jadi harus menjadi bagian itu semua," katanya.
Hal ini pun diamini oleh Sandi. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, anak muda jangan sampai terjebak dalam politik semata. Sebab, masih ada bidang lain yang harus dikembangkan.
"Enggak perlu seluruhnya ada di pemerintahan. bisa kita berkarya di dunia usaha, di dunia olah raga, maupun di mana pun juga, ini merupakan salah satu tugas kita semua. Apalagi temen-teman milenial memiliki masa depan yang cerah," katanya.
Erick pun mengatakan, anak muda sudah harus berbagi peran satu sama lain dari sekarang, karena ke depan Indonesia akan menghadapi tantangan besar dalam mencapai target ranking nomor 4 kekuatan ekonomi dunia pada 2045.
"Anak muda menjalani menghadapi tantangan yang luar biasa ke depan. di mana? Mimpinya 2045 kita ranking nomor 4 besar di dunia secara ekonomi dgn rata-rata pertumbuhan 5,4%. Di situ lah peran generasi muda ke depan harus mulai saat ini membangun di masing-masing kariernya, apa yang jadi pengusaha, apa yang jadi profesional, ataupun inovator, ini harus mulai. Karena tadi, saat ini sudah tepat, gambarnya sudah tepat. ini yang harus segera dikonsolidasikan, agar momen ini tidak terlewatkan," katanya.
Lebih lanjut, Sandi pun menyarankan, agar setelah pertarungan politik 2019 ini, semua narasi harus diarahkan ke ekonomi. Hal itu dipandang penting guna melahirkan banyak entrepreneur yang menopang perekonomian Indonesia ke depan.
"Karena ekonomi kita cukup berat ke depan. Kita harus pastikan ada lapangan kerja entrepreneurship. Narasinya harus kita ubah, entrepreneurship, bagaimana kita membangun sebuah kekuatan ekonomi. Itu narasi yang kita mulai hari ini dan anak anak muda jadi lokomotif perubahan," katanya.