close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto (kiri), bacapres Ganjar Pranowo (tengah) dan Presiden Joko Widodo (kanan). Foto dokumentasi Kementerian Pertahanan.
icon caption
Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto (kiri), bacapres Ganjar Pranowo (tengah) dan Presiden Joko Widodo (kanan). Foto dokumentasi Kementerian Pertahanan.
Politik
Senin, 25 September 2023 10:04

Prabowo-Ganjar bersatu, Jokowi yang happy

Pasangan Ganjar dan Prabowo belum juga mengumumkan pasangan cawapres mereka. Apakah betul akan diumumkan cawapres last minute?
swipe

Wacana yang mendorong Pemilihan Presiden 2024 hanya memanggungkan dua pasang kontestan mengemuka. Yang terpenting, menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, dua pasang itu masing-masing merupakan representasi dari dua poros, yakni poros perubahan dan poros keberlanjutan. 

Selama ini Anies Baswedan mengusung slogan perubahan untuk maju di Pilpres 2024, sementara Ganjar dan Prabowo karena dianggap representasi kubu yang ingin melanjutkan pemerintahan Jokowi disebut poros keberlanjutan. Ganjar dan Jokowi sama-sama kader PDIP, dan Prabowo merupakan bagian dari pemerintahan Jokowi karena statusnya sebagai menteri pertahanan di periode kedua pemerintahan Jokowi ini.

Terkait itu, menurut Pangi ada keyakinan bahwa kemungkinan Prabowo dan Ganjar akan melebur dan menyatu pada poros keberlanjutan. Tidak terpisah dalam pertarungan Pilpres 2024 nanti. Hal itu berdasarkan dua alasan. 

"Pertama; kalau elektabilitas pasangan Anies-Cak Imin terjadi tren dan pertumbuhan elektoral Anies mengalami peningkatan yang signifikan sampai per 19 Oktober menjelang didaftarkan ke KPU. Tapi kalau seandainya stagnan atau masih landai elektabilitasnya kemungkinan poros Ganjar tidak akan melebur ke poros Prabowo, tetap akan ada tiga poros capres-cawapres. Kedua; kalau Ganjar dan Prabowo belum menemukan pasangan cawapres yang ideal," papar Pangi, dalam keterangannya, Senin (25/9/2023).

Menurut Pangi, yang paling happy kalau Prabowo dan Ganjar berpasangan atau bersatu adalah presiden Jokowi. Sebab itu adalah peta jalan yang dinginkan untuk mengalahkan Anies Baswedan-Cak Imin. 

"Saya rasa ini target dan mimpi beliau, peta jalan mengalahkan pasangan Anies-Cak Imin. Pesan simbolik itu sebetulnya sederhana bisa kita maknai yang tersirat dan tersurat ketika presiden Jokowi mengunjungi membajak di sawah didampingi Prabowo dan Ganjar, sawah itu kita anggap gelanggang lapangan pemilu, tren mana yang unggul membajak di sawah maka itu capresnya," urai dia. 

Pangi menyebut upaya mendesain agar poros Ganjar bersama poros Prabowo bersatu mungkin bertujuan  agar tak mendapat lawan tanding yang sebanding. Jika Ganjar dan Prabowo bersatu ada keyakinan menang satu putaran.

"Ini saya pikir juga sesuatu yang sudah dikalkulasi, dihitung ulang secara cermat karena ada kekhawatiran pasangan Anies-Cak Imin berpotensi punya kans menang kalau kontestasi pertandingan terjadi dua putaran dengan skema tiga poros," lanjutnya.

"Kita Pemilu 2009 punya pengalaman terdapat tiga pasang capres-cawapres di tahun 2009, menariknya pemilu hanya  berlangsung satu putaran saja, karena memang pada waktu itu hasil survei menunjukkan perolehan elektabilitas capres SBY (Susilo Bambang Yudhoyon) melewati ambang batas 50% plus satu. Sementara hasil survei pemilu per hari ini, memprediksi belum ada elektabilitas ketiga kontestan capres kita melewati angka tersebut, jangankan melewati angka psikologis kemenangan 50% plus satu, 40% saja belum ada yang lolos angka psikologis tersebut," tambahnya. 

Sampai sejauh ini, pasangan Ganjar dan Prabowo belum juga mengumumkan pasangan cawapres mereka. Apakah betul akan diumumkan cawapres last minute, atau ini menjadi sinyal pasangan Prabowo-Ganjar akan melebur dengan tujuan agar pemilu dengan dua poros ini solid dan tidak split. Itu artinya poros keberlanjutan tidak terbelah dan terpecah suaranya, sementara poros perubahan suaranya solid. 

"Ini yang mungkin sedang dipelajari dan dihitung secara matematika politik plus minusnya dan untuk berhati-hati agar tak salah dalam melangkah," kata Pangi.

Sementara itu, data survei Voxpol Center pada Agustus lalu menunjukkan sebesar 56,3% pemilih menginginkan pasangan capres-cawapres cukup dua pasang saja dan sebesar 34,9% menginginkan pasangan capres-cawapres lebih dari dua pasang. 

"Kalau kita breakdown dan kejar lagi pertanyaan selanjutnya yang menginginkan alasan mengapa sebaiknya pasangan capres-cawapres diikuti lebih dari dua pasang? Sebesar 50,4% agar pemilih mendapatkan alternatif pilihan yang beragam dan variatif, sebesar 18,1% agar tidak terjadi perpecahan dan keterbelahan yang berujung konflik di tengah masyarakat, sebesar 13,4% agar terjadi kompetisi persaingan yang sehat dan fair dan sebesar 5% agar tidak terjadi eksploitasi politik identitas," ungkap Pangi. 

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan