Calon Presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto resmi memilih Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Cawapres pada Pilpres 2019.
Calon Presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto resmi memilih Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Cawapres pada Pilpres 2019.
Prabowo menggelar konferesni pers di kediamannya, Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Kamis malam (9/8). Pasangan Prabowo-Sandi Uno didukung oleh tiga partai politik, yakni Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
"Telah memberi kepercayaan kepada saya dan Sandiaga Uno untuk maju sebagai Capres dan Cawapres masa bakti 2019-2024," kata Prabowo.
Dia menjelaskan, kepercayaan kepada Prabowo dan Sandiaga Uno merupakan sebuah hal yang besar. Sebagai anak bangsa, Prabowo akan memohon kekuatan dari Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa. Khususnya agar tidak mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menjelaskan, bahwa proses tersebut tidaklah mudah dan melelahkan. Prabowo mengaku terus berunding dengan tokoh-tokoh politik dari PKS, PAN, dan juga dengan Partai Demokrat.
Memang, kata dia, membangun koalisi tidak mudah. Sebab, banyak hal yang harus dipertemukan. Sejak awal, Prabowo telah mengatakan Gerindra, PKS, dan PAN telah membentuk suatu koalisi de facto.
"Koalisi de facto tidak hanya baru kemarin, tapi bermula dari bersama menghadapi berbagai masalah yang pelik dan rawan, terutama dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu," jelasnya.
Untuk itu, sambungnya, dia terus berusaha untuk menjalin kepercayaan. Serta, menjalin kerja sama yang erat dan komunikasi dengan semua pihak.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Andi Arief melalui akun Twitter pribadinya mengatakan sikap Demokrat hingga Kamis (9/8) pukul 22.30 WIB masih menolak Sandiaga Uno.
Penolakan itu terjadi lantaran dinilai telah melanggar etik koalisi berasal dari Partai Gerindra. Sama seperti Prabowo sebagai Capres yang belum menerima alasan tidak menunjuk AHY lantaran penolakan PAN dan PKS.
"Sikap Partai Demokrat menolak Sandi Uno bukan melanggar etika. Capreslah yang punya hak menentukan Cawapres. Sikap Demokrat adalah sesuai dengan azas keadilan, di mana Prabowo meng-entertain penolakan PAN dan PKS terhadap kader Demokrat AHY," kicaunya melalui akun @AndiArief_ pada Kamis (9/8) malam.
Dia melanjutkan, Partai Demokrat membuka dua opsi. Pertama, kembali ke komitmen atau janji Prabowo yang meminta AHY menjadi Cawapres lantaran elektabilitas tertinggi di semua lembaga survei.
Kemudian kedua, cari figur alternatif untuk dibicarakan bersama dengan pertimbangkan kemungkinan mengalahkan pasangan lawan, Jokowi-Maruf Amin.
Partai Demokrat, kata dia, pada Jumat (10/10) pagi akan menyatakan sikap terhadap kelanjutan dalam koalisi ini karena menurut aturan tidak boleh netral.