close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Suasana Rapat Paripurna ke-18 DPR Masa Persidangan V Tahun 2018-2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5). /Antara Foto
icon caption
Suasana Rapat Paripurna ke-18 DPR Masa Persidangan V Tahun 2018-2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5). /Antara Foto
Politik
Selasa, 11 Juni 2019 16:23

Rapat paripurna dibuka dengan doa untuk mendiang Ani Yudhoyono

Ani Yudhoyono tutup usia pekan lalu dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
swipe

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menggelar rapar paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6). Rapat dibuka dengan penyampaian belasungkawa atas meninggalnya istri dari Presiden keenam RI Bambang Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono. 

"Turut berduka cita atas meninggalnya istri dari Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum memulai rapat, kami meminta kepada seluruh yang ada di ruangan ini untuk sejenak menundukan kepala untuk berdoa untuk almarhumah Ani Yudhoyono," ujar Wakil Ketua DPR Fadli Zon selaku pemimpin rapat.

Anggota DPR yang hadir di ruang rapat sidang paripurna pun langsung menundukkan kepala untuk mendoakan mendiang Ani Yudhoyono. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro yang juga hadir dalam rapat turut mengheningkan cipta. 

Rapat paripurna kali ini beragendakan tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPK) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020.

Dari pantuan Alinea.id, ruang rapat nampak sepi dan banyak sekali bangku kosong. Namun demikian, di daftar presensi anggota DPR, tercatat ada 292 anggota DPR yang menandatangani kehadiran. 

"Dengan jumlah anggota tersebut sehingga rapat dinyatakan kuorum. Maka dengan demikian sesuai dengan tata tertib dewan rapat bisa dimulai," ujar Fadli. 

Dalam rapat paripurna sebelumnya, Sri Mulyani menyampaikan usulan asumsi makro RAPBN Tahun 2020 dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan risiko yang akan dihadapi Indonesia tahun depan.

Pemerintah mengusulkan target pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,3-5,6%, sedangkan inflasi disasar terjaga pada kisaran 2%-4%. Pemerintah pun bertekad mempertahankan nilai tukar Rupiah di kisaran Rp14.000-Rp15.000 per US$. 
 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan